ANJING ternyata juga bisa mengalami masalah tidur. “Sama seperti manusia dengan penyakit Alzheimer, anjing dengan canine cognitive dysfunction (CCDS) juga dapat mengalami gangguan tidur, seperti insomnia dan fragmentasi tidur,” kata dokter hewan Dr Natasha Olby, profesor neurologi, bedah saraf, dan gerontologi di North Carolina State College of Veterinary Medicine di Raleigh.
Pemilik anjing dengan CCDS melaporkan anjing mereka menderita kesulitan tidur di malam hari, sering tidur di siang hari atau keduanya, serta mulai memiliki kebiasaan untuk mondar-mandir dan bersuara di malam hari.
BACA JUGA:
Apakah Normal Jika Anjing Mengorok Saat Tidur?
"Ini bisa sangat berat bagi sang pemilik anjing. Tidak hanya mereka mengkhawatirkan hewan peliharaannya, tidur mereka juga akan ikut terganggu secara signifikan," sambungnya seperti dilaporkan CNN.

Untuk mengetahui apakah masalah tidur pada anjing menunjukkan tanda-tanda awal demensia seperti yang terjadi pada manusia, Olby dan timnya melakukan penelitian ke sekelompok anjing senior yang terdaftar dalam studi yang sedang berlangsung dalam uji suplemen antipenuaan.
Anjing-anjing itu melakukan dua kali pengujian kognitif dalam setahun. “Mereka sangat menikmatinya dan menyukai para peneliti yang bekerja dengan mereka,” papar Olby.
Sementara itu, dalam studi baru yang mengukur gelombang otak anjing saat tidur, peneliti menggunakan bentuk elektroensefalogram yang disebut polisomnografi. Alat yang sama juga digunakan di klinik tidur untuk mendiagnosis masalah tidur pada manusia. “Ini merupakan metode standar emas untuk melihat apa yang dilakukan otak selama tidur,” kata Olby, seraya menambahkan bahwa ini merupakan penelitian anjing pertama yang menerapkan teknologi yang sama yang digunakan pada manusia.
BACA JUGA:
Ketika gelombang otak tidur dibandingkan dengan pengujian kognitif anjing, para peneliti menemukan bahwa anjing dengan demensia yang lebih parah menghabiskan lebih sedikit waktu untuk dapat tertidur dengan nyenyak dan REM, seperti halnya manusia. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Veterinary Science.

"Anjing yang melakukan tes ingatan lebih buruk memiliki tingkat tidur REM yang tidak sedalam yang seharusnya," kata Olby.
Meskipun tidak ada yang tahu mekanisme pasti yang bekerja baik pada manusia atau anjing, penelitian ini dapat membantu para ilmuwan lebih memahami prosesnya dan menemukan cara untuk mengobatinya. Diharapkan, di masa depan para peneliti dapat menemukan solusi atas permasalahan ini baik bagi anjing maupun untuk manusia.(dsh)
BACA JUGA: