Animal Defenders Indonesia Turun Tangan Selamatkan Hewan Peliharaan Saat Pemiliknya Terpapar COVID-19
DONI Herdaru Tona, pendiri Animal Defenders Indonesia, tergerak mendapati banyak hewan peliharaan ikut terdampak pandemi. Mula-mula para pemilik sempat kebingungan menerima kabar dari luar negeri muncul desas-desus kasus penularan COVID-19 dari hewan peliharaan pada manusia.
Di Tiongkok, kemunculan kasus tersebut membuat para pemilik tega melempar hewan peliharaannya seperti benda mati lewat jendela.
Baca juga:
'Museum of the Dog', Koleksi Seni Rupa K-9 Terbesar di Dunia
Berkaca pada insiden tersebut, Animal Defenders Indonesia, mencari berbagai informasi tentang kasus penularan COVID-19 dari hewan peliharaan.
Beberapa jenis hewan seperti anjing, kucing, bebek, atau babi memang telah dikonfirmasi WHO bisa terinfeksi Covid-19. Namun kasus penularan terjadi antar-hewan dengan spesies serupa.
Sejalan dengan itu, penelitian dari Harbin Veterinary Research Institute, Tiongkok juga menemukan fakta, kucing merupakan salah satu binatang peliharaan paling rentan untuk terpapar Covid-19 dan menularkannya kepada kucing lain.
Doni akhirnya lega setelah WHO dan OIE (Office International des Epizooties atau Organisasi Kesehatan Hewan Dunia) menyatakan penyebaran utama COVID-19 terjadi antara antar-manusia. Selain itu, belum terdapat penelitian membuktikan hewan peliharaan dapat menularkan COVID-19 kepada manusia.
Berbekal informasi tersebut, Doni dan tim Animal Defenders Indonesia, cekatan mengedukasi para pemilik agar tidak termakan kabar keliru tentang penularan COVID-19 dari hewan peliharaan. Doni mengapresiasi kemampuan membaca masyarakat Indonesia mulai meningkat sehingga stigma terhadap hewan peliharaan tidak membesar.
Baca juga:
“Cuci tangan dan jaga kebersihan. Itu sih paling utama,” Ucap Doni meminta para pemilik rajin membersihkan tangan sehabis berinteraksi dengan hewan peliharaan, dalam siarang langsung di akun Instagram @mblocspace.
Tugas Animal Defenders Indonesia belum beres. Pemberlakukan pembatasan sosial dari bernama PSBB hingga PPKM Darurat berdampak pada ekonomi pemilik sehingga beberapa tak lagi sanggup merawat hewan peliharaan. Belum lagi banyak kasus hewan peliharaan terlantar lantaran pemiliknya harus isolasi mandiri (isoman). Ditambah, beberapa kasus pemiliknya meninggal terpapar COVID-19 sehingga hewan peliharaannya tidak terurus.
Salah satu program Animal Defenders Indonesia bahkan jauh sebelum pandemi, rescue. Di masa pandemi, kegiataan tersebut terus berlanjut terutama menyasar hewan peliharaan dengan kasus pemiliknya harus isoman atau meninggal terpapar COVID-19.
Animal Defenders Indonesia sempat membuat program lumbung kasih. Seperti namanya, program ini diharapkan dapat membantu para pemilik hewan kurang mampu terdampak pandemi untuk dapat langsung mengambil makanan maupun kebutuhan lainnya. Begitu pula bagi berkecukupan, mereka juga dapat menyumbangkan beberapa kebutuhan dengan jumlah disesuaikan dengan kemampuan.
Namun, Doni merasa program tersebut kurang efektif karena minat orang ingin menyumbang tidak seimbang dengan jumlah orang membutuhkan.
“Coba bayangkan, kami menerima sumbangan dua karung makanan, tapi permintaannya bisa sampai 200,” ujarnya dengan tawa.
Namun usahanya tidak berhenti sampai di situ. Doni bersama Animal Defenders Indonesia merencanakan program baru setelah mengevaluasi jumlah laporan harian terkait hewan peliharaan terlantar karena pemiliknya terpapar Covid-19.
View this post on Instagram
Dalam sehari lebih-kurang mereka beroleh 10 panggilan dengan kasus serupa. Meski begitu, mereka tak lantas mengamini semua panggilan tersebut. Selain karena adanya keterbatasan jumlah relawan, Doni juga berkali-kali menemukan laporan dari pemilik hewan berbohong.
Doni menilai perlu melakukan seleksi terhadap setiap laporan karena keterbatasan sumber daya manusia. Kondisi pemilik dinilai parah dan lemah merupakan prioritas utamanya. Setelah mengkonfirmasi keadaan pemilik hewan, Doni dan tim Animal Defenders Indonesia akan langsung melakukan proses evakuasi dengan menggunakan APD lengkap, layaknya para tenaga medis.
“Waktu itu ada yang menelepon kami. Suaminya sudah meninggal. Beliau sudah dalam keadaan parah dan sedang ada di dalam ambulans. Bahkan saat menelepon, napasnya saja sudah terdengar sesak,” ujar Doni.
Mereka cepat ambil tindakan evakuasi hewan peliharaan agar tidak terlantar saat pemiliknya beroleh pertolongan medis.
View this post on Instagram
Doni terus meninjau keadaan pemilik hewan. Ia berinisiatif untuk mengirimkan bantuan sembako hingga bantuan kesehatan lainnya diperlukan ketika kondisinya memang semakin sulit.
“Kalau hewannya saja kita bantu, masa iya pemiliknya kita biarkan sakit,” tambah Doni.
Jika pemiliknya sudah dinyatakan negatif COVID-19, Doni tak langsung mengembalikan hewan peliharaan tersebut. Ia memberikan sedikit waktu tambahan dapat digunakan pemilik untuk dapat membersihkan rumah dan menyiapkan diri untuk menyambut kembali hewan peliharaan mereka.
Hingga saat ini, Animal Defenders Indonesia hanya menerima anjing dan kucing saja. Sebab Animal Defenders Indonesia perlu menyesuaikan lingkungan setiap jenis hewan berbeda-beda.
Jika pemilik hewan meninggal dunia, Animal Defenders Indonesia akan membuka program adopsi bagi para hewan peliharaan kehilangan pemiliknya. Program ini akan diadakan pada 1 Agustus 2021 mendatang. (Cit)
Baca juga:
Mengenal Parvo, Virus Mematikan yang Mengintai Anjing Kesayanganmu