Angkie Yudistia, Difabel yang Jadi Anggota Staf Khusus Kepresidenan

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 21 November 2019
Angkie Yudistia, Difabel yang Jadi Anggota Staf Khusus Kepresidenan
Angkie Yudistia jadi anggota staf khusus kepresidenan (Foto: Instagram/@angkie.yudistia)

ANGKIE Yudistia tidak pernah menyangka demam membuatnya kehilangan pendengaran. Angkie lahir dengan normal. Namun, di usia 10 tahun ia terkena demam tinggi yang membuatnya harus merelakan salah satu indra. "Waktu itu saya terkena malaria," cerita Angkie kepada merahputih.com beberapa waktu lalu.

Namun, Angkie tak pernah menyerah. Keterbatasan tidak menghalanginya untuk berprestasi. Dia berhasil mendapatkan gelar S2 dari London School of Public Relation (LSPR). Bahkan, tahun ini Angkie diperhitungkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai staf khusus kepresidenan.

Baca juga:

Angkie Yudistia, Meraih Sukses dengan Mensyukuri Keterbatasan

Ibu dua anak itu juga seorang CEO sekaligus pendiri Thisable Enterprise, sebuah perusahaan yang memberdayakan ekonomi untuk penyandang disabilitas. Alasan dibentuknya Thisable Enterprise cukup mulia. Saat itu banyak orang yang meminta pertolongannya. Terutama mereka yang memiliki kekurangan seperti Angkie.

Angkie seorang ibu dua anak (Foto: Instagram/@angkie.yudistia)

"Targetku yaitu bisa memberdayakan secara ekonomi lebih dari 1.000 database disabilitas di Thisable Enterprise," kata Angkie.

Perjalanan Angkie meraih kesuksesan tentu tidak mudah. Tidak jarang ia mengeluh dengan kondisinya yang sulit mendengar. Namun, ia selalu mendapatkan semangat dari orangtuanya. Saat dia dirundung karena tuli, orangtuanya selalu maju paling depan.

Baca juga:

Selalu Jujur dengan Keterbatasannya, Kunci Kesuksesan Angkie Yudistia

Rasa depresi juga pernah menghantuinya. Saat itu baginya adalah titik terendah dalam hidup. Tekanan dari berbagai arah lantaran keterbatasannya membuatnya sering minder. Namun, ia selalu berpikir positif. Tuli bagi Angkie bukan lagi kekurangan, namun sebuah hal yang patut disyukuri.

Angkie menembus batas (Foto: Instagram/@angkie.yudistia)

Kaum tuli kerap berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Namun, perempuan kelahiran 5 Juni 1987 itu mengaku tidak mau mengandalkan bahasa isyarat. Ia ingin menjadi seorang yang memiliki kemampuan setara dengan siapa pun. "Saya bukan enggak menggunakan bahasa isyarat, saya mencoba menjadi lingkungan inklusif," tuturnya.

Satu hal lagi yang selalu Angkie percaya dalam kehidupan ini. Dia yakin Yang Maha Kuasa tidak pernah melupakannya. Dengan rasa syukur dan memanjatkan doa, Angkie yakin dirinya bisa menembus batas walau memiliki kekurangan. "Ketika ada masalah Tuhan yang menolong kita melalui tangan manusia," tukasnya.

Ayo sahabat Merah Putih, syukuri apa yang sudah kamu punya. Jika Angkie bisa sukses dengan kekurangan, kenapa kamu tidak? (ikh)

Baca juga:

Sempat Frustasi, Perempuan dengan Disabilitas Ini Jadi 'Sociopreneur' Sukses

#Angkie Yudistia
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan