Angka Kematian Akibat Kanker Paru-Paru Meningkat, Ini Penyebabnya

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Jumat, 26 Februari 2021
Angka Kematian Akibat Kanker Paru-Paru Meningkat, Ini Penyebabnya
Angkat kematian akibat kanker paru-paru meningkat di 2020 (Foto: pixabay/artisticsoperation)

KANKER paru-paru merupakan kondisi ketika sel ganas kanker terbentuk di paru-paru. Kanker tersebut cenderung lebih banyak dialami oleh orang yang memiliki kebiasaan merokok. Kanker paru-paru sendiri, merupakan satu dari tiga jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia.

Bicara soal kanker paru-paru, Aldrin Neilwan selaku Kepala Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menjelaskan, bahwa kasus kematian akibat kanker paru-paru meningkat di 2020.

Baca Juga:

Kisah Perjuangan Berdirinya Yayasan Kanker Anak Amaryllis, Penyelamat Penyintas Kanker

"Kasus kematian pasien, kanker paru-paru mengalami peningkatan hingga 18% di 2020," tutur Aldrin, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Tinggal di wilaya dengan paparan polusi tinggi bisa menyebabkan kanker paru-paru (Foto: pixabay/JuergenPM)

Global Cancer Statistics (Globocan) 2020, mencatat bahwa data kematian akibat kanker paru di Indonesia meningkat menjadi 30.843 orang, dengan kasus baru yang mencapai 34.783 kasus.

Mengenai hal itu, Aldrin juga menyebutkan, bahwa kanker paru-paru merupakan penyakit mematikan di dunia setelah kanker payudara, dengan pravalensi mencapai 11,4%.

Oleh sebab itu, Aldrin menyampaikan bahwa upaya terpenting yang harus dilakukan bukan lagi mengobati, tapi upaya preventif atau pencegahan yang menjadi prioritas.

Upaya pencegahan tersebut tidak hanya perihal gaya dan pola hidup sehat, tapi ruti melakukan skrining atau tes, khususnya untuk mereka yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit kanker.

"Ini perlu dilakukan karena 80% pasien yang datang untuk memeriksakan diri, rupanya sudah mengidap kanker stadium lanjut, sehingga pengobatan menjadi semakin sulit dan semakin mahal," tutur Aldrin.

Baca Juga:

Bahaya Ponsel Pada Bayi yang Baru Lahir, Berisiko Terkena Tumor Hingga Kanker!

Dikutip dari laman Cancer Information & Support Centre (CISC) terdapat dua faktor risiko kanker paru-paru. Pertama faktor yang bisa dikendalikan yakni terpapar asap rokok, tinggal, atau bekerja di area pertambangan, atau pabrik yang mengandung bahan pencetus karsinogen. Selain itu, faktor lainnya yakni tinggal atau bekerja di daerah dengan polusi tinggi.

Kemudian, faktor kedua merupakan faktor yang tidak bisa dikendalikan. Seperti usia lebih dari 40 tahun, riwayat kanker dari keluarga, dan sebelumnya pernah menderita kanker.

Pengelolaan stres dengan baik bisa mencegah kanker paru-paru (Foto: pixabay/thedigitalartist)

Untuk mencegah kanker paru-paru sendiri, kamu bisa melakukan perilaku 'Cerdik'. Hal ini dipaparkan oleh Prof. dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.PK,Onk.

"CERDIK adalah abreviasi dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup dan Kelola stres," tutur dr. Elisna.

Bagi dr. Elsina seluruh poin tersebut penting, tapi poin kelola stres kerap dibaikan. Bila manusia tidak bisa mengelola stres dengan baik, maka sistem imunnya akan turun. Bila sudah demikian, kanker hingga COVID-19 bisa masuk dengan mudah. (Ryn)

Baca Juga:

Ketimbang Pria, Risiko Kematian Perempuan Akibat Kanker Lebih Rendah

#Kanker Paru-Paru
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan