MerahPutih.com - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mendesak pemerintah untuk menurunkan harga BBM bersubsidi. Hal tersebut mengingat turunnya harga minyak dunia saat ini yang menyentuh angka 74 USD per barel.
"Karena harga minyak dunia saat ini sudah merosot tajam dari puncaknya 120 USD per barel sekarang sudah menyentuh sekitar 74 USD per barel," ujarnya di Jakarta, Selasa (10/1).
Baca Juga
Menurut Mulyanto, harga BBM sekelas Pertalite milik operator BBM swasta seperti Revo 90 dan BP 90 kini bahkan sudah mengalami penurunan harga. Oleh sebab itu, masyarakat kini mulai mempertanyakan kapan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar akan turun.
"Akhirnya masyarakat bertanya-tanya, kapan (harga) pertalite 90 ini turun?!," lanjutnya. Selain itu, Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menyoroti meningkatnya inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia tahun 2022 yakni sebesar 5,51 persen (yoy).
Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan inflasi IHK 2021 sebesar 1,87 persen (yoy) dan lebih tinggi dari sasaran 3,0±1 persen. Hal tersebut terutama dipengaruhi oleh dampak penyesuaian harga BBM pada September 2022 lalu.
Baca Juga
Pertamina Kembali Turunkan Pertamax, Berikut Daftar Harga BBM Terbaru
Oleh sebab itu, Legislator Dapil Banten III ini menilai penurunan harga BBM bersubsidi diperlukan untuk dapat kembali meningkatkan daya beli masyarakat di tengah inflasi yang terjadi.
"Sebenarnya lonjakan inflasi ini sudah diprediksi para ahli, menyusul kenaikan harga BBM bersubsidi pada bulan September 2022 lalu,” imbuhnya.
Karena itu, lanjut Mulyanto, untuk menurunkan inflasi Pemerintah wajib menurunkan harga BBM bersubsidi.
“Ini cara mujarab untuk mengendalikan inflasi,” jelasnya.
Untuk diketahui, Inflasi Indonesia mengalami kenaikan sepanjang tahun 2022, berhenti di angka 5,51 persen. Kenaikan didorong oleh tarif transportasi hingga inflasi pada harga makanan dan minuman bahkan tembakau.
Data dari BPS yang dirilis pada Senin (2/1) menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Desember naik sebesar 0,66 persen.
Ini juga menjadi inflasi tahunan tertinggi yang dialami Indonesia dalam sewindu sejak 2014 yang menembus 8,36 persen. Padahal inflasi pada tahun 2021 dan 2020 masing-masing hanya inflasi 1,87 persen dan 1,6 persen. (Knu)
Baca Juga