Relasi

Anak Remaja Perlu Privasi

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Rabu, 11 Agustus 2021
Anak Remaja Perlu Privasi
Anak remaja mulai butuh privasi. (Foto: Pixabay/ottawagraphics)

MEMILIKI privasi tersendiri bagi seorang anak yang baru mulai beranjak remaja adalah hal wajar. Memasuki masa pubertas, anak akan mulai mengalami perubahan pada bagian-bagian sensitif di tubuhnya sendiri. Apalagi masa remaja juga merupakan masa di mana anak sudah mulai naksir lawan jenis sebayanya. Biasanya sih anak malu untuk langsung menceritakan semua hal kepada orang tua di usia ini. Pssttt.. jangan dipaksa ya bunda!

Verywellfamily.com mengatakan semakin orang tua memaksa anak untuk bercerita, semakin pula anak merasa orang tua melanggar privasinya. Ketika anak mulai beranjak remaja, sebaiknya orang tua mulai mengubah pola didik. Perlakukan lah anak seperti sahabat sendiri agar dirinya nyaman untuk curhat kepada orang tua. Jika kamu memberikannya privasi, mereka akan menjadi seperti ini, misalnya:

Baca juga:

Apa Sih yang Bikin Orang Malas Ngobrol Sama Kamu?

1. Lebih mandiri

Anak belajar untuk mandiri. (Foto: Pixabay/27707)

Berhenti mendikte anak untuk melakukan ini itu sesuai dengan perintahmu ketika mereka sudah beranjak dewasa. Anak juga harus diajarkan untuk bisa mengambil keputusan yang bijaksana atas dirinya sendiri. Jika kamu terus menerus memperketat aturan rumah tangga tanpa mau mendengarkan pendapat anak, alhasil mereka akan tumbuh sebagai pribadi yang tidak berdaya.

Longgarkan aturan sehari-hari dan biarkan anak mulai belajar mengurus dirinya sendiri dari mulai membereskan kamar, memilih sekolah serta les yang ingin dijalani, atau bahkan ketika anak memilih untuk merantau demi melanjutkan studi. Memberikan kepercayaan kepada anak meminimalkan risiko anak berbuat macam-macam.

2. Mencintai hidupnya sendiri

Tidak membiarkan orang lain mengusik hidupnya. (Foto: Pixabay/Greyerbaby)

Orang tua yang melanggar privasi anak terus menerus membuat dirinya tidak merasa dihargai. Ketika akhirnya tumbuh dewasa dan hidup jauh dari orang tua, mereka merasa hidupnya bukan miliknya sendiri.

Akhirnya, anak akan tergantung pada orang yang terus mengekang, memberikan perintah, dan membatasinya dalam bertindak karena mereka menganggap perlakuan tersebut adalah hal wajar. Jika orang tua menjaga privasinya sejak remaja, mereka tidak akan membiarkan satu orang pun merendahkan harga dirinya di masa depan.

Baca juga:

Bisnis Bareng Teman? Kenapa Tidak

3. Mudah bersosialisasi

Mudah berteman dengan siapa saja. (Foto: Pixabay/Free-Photos)

Melanggar privasi anak bukan hanya sekadar memeriksa isi handphone secara berkala. Tidak memperbolehkan anak untuk main dengan teman sebayanya untuk sekadar nongkrong dan berbincang juga termasuk melanggar privasi.

Kebanyakan orang tua bahkan beralasan melarang anak pergi keluar bersama teman demi keselamatannya. Kecemasan orang tua hanya akan berujung penyesalan ketika anaknya tidak dibiarkan bergaul dengan teman-temannya. Karena pada akhirnya anak akan kesulitan untuk bersosialisasi dengan banyak orang ketika sudah dewasa. Biarkan mereka pergi ke luar sana agar mudah bersosialisasi, tapi tetap dalam pengawasan tersembunyi.

4. Menganggap orang tua sebagai sahabat

Bersahabat dengan orangtua. (Foto: Pixabay/TawnyNina)

Percaya deh, jika kamu menjaga privasi anak, mereka akan menganggapmu sebagai sahabatmu sendiri. Orang pertama yang dijadikan sebagai tempat curhat pun adalah orang tua. Anak akan merasa nyaman, sehingga tidak ada alasan untuk berbohong. (mar)

Baca juga:

3 Tips Ampuh untuk Menghadapi Teman yang Egois

#Relasi
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.
Bagikan