Anak Buah Anies Punya Tips Hadapi 'Serangan' Ular Kobra
Merahputih.com - Maraknya kemunculan ular Cobra di sekitar wilayah Jakarta, membuat warga Ibu Kota mesti waspada. Pasalnya, pada Bulan Desember merupakan waktu penetasan telur bagi hewan melata ini.
Kadalops Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta Mulyanto meminta masyarakat tidak panik saat menemukan anakan ular Cobra di sekitar pemukiman.
"Bagi warga yang menemukan telur atau sudah menetas bisa segera laporkan kepada petugas kami," kata Mulyanto saat dihubungi wartawan, Senin (23/12).
Baca Juga:
Walkot Jakbar Ingatkan Warga Bersih-Bersih Rumah, Biar Enggak Jadi Sarang Kobra
Sebagai langlah antisipasif, kata Mulyanto warga bisa membersihkan rumah dari barang-barang bekas yang tidak terpakai.
Karena biasanya ular Cobra mencari tempat yang lembab dan kotor seperti alang-alang, di bawah tumpukan barang bekas serta dekat dengan sarang tikus. "Warga rajin membersihkan rumah dari bekas barang-barang yang tidak terpakai," tambahnya.
Selain itu, masyarakat bisa menaman pohon sereh di rumah untuk menghalau ular Cobra mendekat dekat ke dalam. "Jadi sereh itu wangi ya, bisa ditanam bisa juga ditaburkan di rumah. Insyaallah ular tidak berani mendekat," tuturnya.
Jika ular masih nekat, diharapkan warga bisa mengabarkan kepada petugas Gulkarmat. "Silakan laporkan jika melihat ada ular Cobra kepada anggota kami," tuturnya.
Hampir di seluruh wilayah Jakarta, bahkan kota penyanggah seperti Bekasi, Tangerang dan Depok juga banyak laporan terkait hal tersebut.
Mulyanto menjelaskan, selama Tahun 2019, bulan Desember paling banyak kedatangan ular Cobra. "Berdasarkan data rekapitulasi, frekuensi penanganan ular paling banyak bulan Desember dengan jumlah 32 laporan," kata.
Baca Juga:
Kemunculan ular masuk perumahan bukan hal baru. Pada bulan April lalu juga cukup banyak mencapai 24 laporan. Sampai bukan Oktober laporan cendrung menurun.
Namun pada bulan November mulai meningkat hingga 21 laporan. "Adapun wilayah yang paling banyak yakni Jakarta Timur dengan 70 laporan. Disusul Jakarta Selatan 63 laporan. Paling sedikit di Jakarta Pusat hanya 19 laporan," tuturnya. (Knu)