MerahPutih.com - Pemerintah Kabupaten Sleman memasang wireless fidelity (Wi-fi) gratis di lokasi pengungsian Merapi di desa Glagaharjo Kecamatan Cangkringan.
Wi-fi disediakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar anak-anak pengungsi serta kelancaran komunikasi media massa dan dan para petugas lapangan.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman Joko Supriyanto menyatakan, ketersediaan wifi sudah disiapkan sejak awal di barak pengungsian.
Baca Juga:
"Kami bahkan sudah meningkatkan kecepatan wifi biar anak-anak bisa belajar online," ujar Joko di Yogyakarta, Rabu (11/11).
Meski dalam kondisi di pengungsian, anak-anak di Barak Banjarsari Argomulyo Cangkringan tetap semangat mengikuti pembelajaran online.
Mereka belajar ditemani orang tua di bilik masing-masing. Ada pula siswa yang belajar bersama dengan anak-anak lainnya di luar bilik. Walau antusiasme terlihat, namun para orang tua mengeluhkan turunnya konsentrasi dan minat belajar anak-anak.

Salah satu orangtua Wahyu Nur Eksani (28) mengatakan, kondisi barak yang bising dan banyak anak membuat kedua anaknya kurang konsentrasi saat mengerjakan tugas sekolah.
"Namanya juga anak-anak, kalau lihat teman yang main pengen ikutan main. Jadi mereka buru-buru belajar dan bikin tugasnya. Beda sama di rumah yang bisa lebih konsentrasi," jelas wanita yang merupakan ibu dari Ulfah Khoirunisa (9) dan Nauval (7).
Wahyu mulai mendampingi kedua anaknya belajar sejak pagi. Ulfah dan Nauval bersekolah di SD Muhammadiyah Cepitsari. Materi pelajaran dan tugas biasanya disampaikan melalui grup WhatsApp pada pagi hari.
"Saya dampingi mereka belajar bergantian. Ulfah biasa kerjain tugas saat pagi hari. Kalau Nauval sore hari. Kalau siang saya biasa ambilkan mereka makan, mandi dan mencuci di WC pengungsian,"tuturnya.
Mendampingi anak di lokasi pengungsian juga membuat kedua anaknya lebih lama dalam mengerjakan tugas. Untungnya pihak sekolah mau memakluminya. Tugas sekolah dikumpulkan setiap minggu dengan datang langsung ke sekolah.
Baa Juga:
Selain menyediakan Wi-Fi, Pemkab Sleman juga menyiapkan petugas khusus pendamping anak-anak dan perempuan.
Salah seorang Tim Sahabat Perempuan dan Anak Sleman Arif Winarko menyatakan, relawan ini didatangkan untuk membantu para orang tua mengawasi dan mendampingi anak-anak terutama dalam kegiatan belajar jarak jauh.
"Banyak orang tua yang yang masih harus bekerja sehingga tidak bisa secara full mendampingi anak belajar. Maka kami membantu mereka supaya anak-anak bisa tetap belajar, orangtua juga tenang bekerja,"jelasnya.
Relawan yang dilibatkan, lanjut Arif, memiliki kapasitas pelatihan physco sosial recovery. Pasalnya Satgas anak-anak dan perempuan juga bertugas untuk memberikan kegiatan yang positif bagi anak-anak dan wanita, trauma healing dan mencegah terjadinya kekerasan dan stress selama mereka mengungsi.
Mereka akan menyusun kegiatan yang bermanfaat untuk mengusir bosan dan jenuh anak-anak dan wanita selama tempat pengungsian salah satunya kegiatan senam menggambar mewarnai dan mendongeng. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca Juga: