Merahputih.com - Pemerintah memantau perkembangan lonjakan varian Omicron sebelum menyatakan Indonesia sudah masuk gelombang ketiga pandemi.
Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan kenaikan kasus positif COVID-19 yang terjadi sepekan terakhir masih permulaan dan berpotensi terus meningkat hingga awal Maret 2022.
"Kami masih membutuhkan waktu untuk memantau tren tersebut jika dibandingkan dengan gelombang kedua yang lalu," kata Wiku dalam jumpa pers, Rabu (2/2).
Baca Juga:
96 Persen Pasien COVID-19 Omicron Berhasil Sembuh
Saat ini, lebih baik mencegah lonjakan terjadi semakin parah dengan meningkatkan disiplin protokol kesehatan serta menggencarkan vaksinasi agar sistem kesehatan tidak kolaps diterjang lonjakan pandemi.
"Jangan sampai terus terjadi kenaikan, sesuai dengan arahan presiden terkait evaluasi PPKM, pemerintah akan terus menggencarkan program vaksinasi serta menyiapkan stok obat-obatan di apotek," ucapnya.
Wiku menyebut evaluasi kebijakan untuk pengetatan aktivitas masyarakat akan terus dilakukan sesuai dengan evaluasi mingguan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM.
"Pemerintah akan terus memantau tren kasus bersamaan dengan optimalisasi upaya pengendalian dan pencegahan penularan di berbagai lini dan sektor sosial ekonomi masyarakat," papar Wiku.
Baca Juga
Satgas mencatat kenaikan kasus secara nasional yang melonjak menjadi 56 ribu kasus dalam satu pekan ini. Angka ini meningkat hingga 40 kali lipat jika dibandingkan dengan awal Januari lalu.
Wiku menyebut, peningkatan kasus positif ini terjadi cukup tajam dan dalam waktu yang singkat. Sedangkan pada kasus positif hariannya tercatat telah mencapai 16 ribu kasus per 1 Februari kemarin.
Angka ini lebih tinggi daripada penambahan harian saat gelombang pertama pada Desember 2020 lalu. Kenaikan tajam kasus positif ini menjadikan positivity rate harian dari pemeriksaan antigen dan PCR mencapai enam.
Padahal sebelumnya, kata Wiku, positivity rate harian nasional sempat konsisten berada di angka nol hingga dua.
“Tentunya kenaikan kasus positif ini sudah seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua untuk kembali merefleksikan kedisiplinan kita terhadap protokol kesehatan,” kata dia.
Baca Juga:
Alasan Wagub DKI Izinkan G20 di Jakarta meski Kasus Omicron Tinggi
Kabar baiknya, meskipun terjadi lonjakan tajam kasus positif, namun tidak diikuti oleh peningkatan kasus kematian yang tajam. Wiku menyebut, angka kematian saat ini meningkat 14 kali lipat jika dibandingkan pada 1 Januari lalu.
Kendati demikian, jumlah ini masih jauh lebih sedikit jika dibandingkan pada gelombang pertama di akhir 2020 lalu. (Knu)