KAMU tahu tidak sih, kalau setiap 11 Oktober diperingati sebagai hari anak perempuan sedunia? Ya benar, selama ini seringkali perempuan selalu menjadi makhluk hidup yang di nomor duakan setelah laki-laki, namun karena adanya perjuangan dari Ibu Kartini, perempuan menjadi setara dengan laki-laki.
Sebelum adanya kesetaraan gender, perempuan seringkali sulit untuk melakukan apapun yang mereka inginkan, bahkan dalam hal mengejar pendidikan. Perempuan juga sulit untuk berpendapat.
Kini, sudah semakin banyak orang yang terbuka pikirannya dan memahami adanya kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Salah satunya dengan adanya hari anak perempuan yang diadakan untuk mendukung dan mendorong anak perempuan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan hidup mereka.
Bermula dari 1995, hari anak perempuan pertama kali digelar di Konferensi Dunia tentang perempuan di Beijing. Terdapat beberapa perwakilan negara dengan menyerukan hak-hak perempuan, terutama anak perempuan. Hal tersebut dikarenakan, banyak anak perempuan yang sering sekali mendapatkan diskriminasi setiap harinya. Bahkan, banyak anak perempuan yang terkena diskriminasi dan perlakuan tidak adil hingga mati. Mereka juga sering mengalami kekerasan fisik, seksual, eksploitasi, perdagangan manusia, dan sebagainya.
Baca Juga:

Kemudian, pada 19 Desember 2011, PBB menetapkan 11 Oktober sebagai Hari Anak Perempuan Sedunia. Tujuannya agar anak-anak perempuan bisa mendapatkan hidup yang layak. Tidak hanya itu, mereka bisa memiliki hak atas kehidupan yang aman, terdidik, dan juga sehat sampai mereka tumbuh dewasa. Nantinya, mereka bisa tumbuh menjadi seseorang yang berpotensi, menjadi perempuan karir, bahkan bisa menjadi pemimpin di masa yang akan datang.
Perlu diketahui juga bahwa adanya Hari Anak Perempuan Sedunia ini juga tidak hanya sebagai wadah untuk menghadapi berbagai kendala yang dihadapi anak-anak perempuan di dunia saja, tapi juga untuk mempromosikan pemberdayaan perempuan serta menegakkan Hak Asasi Manusia.
Dengan begitu semakin banyak pemerintah negara yang menyoroti berbagai masalah kesetaraan gender yang dialami oleh anak perempuan, begitu juga di Indonesia. Tidak hanya pemerintah saja, namun masyarakat yang berada di dalamnya juga ikut sadar dan turut terbuka mata serta hatinya dalam setiap hal yang berhubungan dengan kesetaraan gender. (yos)
Baca Juga: