MerahPutih.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri tak memenuhi debat terbuka tes wawasan kebangsaan (TWK) yang diselenggarakan Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi.
"Ketua KPK tidak bisa memenuhi undangan tersebut karena ingin mengakhiri polemik di ruang publik terkait dengan alih status pegawai KPK menjadi ASN (aparatur sipil negara)," ujar Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri kepada wartawan, yang dikutip Sabtu (5/6).
Menurut Ali Fikri, dalam undangan tertulis debat terbuka digelar di area publik, di pelataran Gedung Merah Putih KPK, Jakarta.
Baca Juga:
Direktur KPK Sebut Debat dengan Firli Soal TWK untuk Mencerdaskan Publik
Firli rencananya bakal beradu argumen dengan Direktur Kampanye dan Sosialiasi Antikorupsi nonaktif KPK Giri Suprapdiono.
Namun disayangkan, tempat debat justru berpindah ke ruang wartawan, bukan di pelataran kantor KPK, tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.
"KPK menyayangkan acara debat tersebut yang kemudian dilakukan di ruang pers KPK tanpa pemberitahuan terlebih dahulu," ungkapnya
Firli menyampaikan, KPK berharap dukungan publik menciptakan situasi kondusif untuk kelancaran tugas pemberantasan korupsi.
"Kami berharap dukungan publik untuk menciptakan situasi yang kondusif demi kelancaran tugas-tugas pemberantasan korupsi oleh KPK," kata Ali.

Rencananya, Firli ditantang debat soal wawasan kebangsaan dengan Direktur Sosialisasi dan Kampanye (Dirsoskam) Antikorupsi KPK Giri Suprapdiono.
Debat semula digelar di Gedung Merah Putih KPK, Jumat ( 4/6), sekitar pukul 14.00 WIB, disiarkan langsung lewat akun YouTube Jakartanicus dan dipandu Najwa Shihab secara daring.
Namun hingga 45 menit acara berlangsung, Firli tak juga hadir. Debat hanya dihadiri Giri dan peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana yang menemani Giri di ruang debat, press room KPK.
"Teman-teman kita masih menunggu belum juga datang Pak Firli Bahuri memenuhi undangan kali ini," ujar Kurnia.
Ditemui usai acara, Giri mengaku tak secara langsung menantang Firli untuk berdebat. Ia hanya menyanggupi tantangan warganet yang menawarkan untuk berdebat dengan Firli.
Menjawab tantangan itu, lewat cuitannya, Giri sempat bertaruh jabatan dalam debat. Ia menantang Firli mundur jika kalah dalam debat soal wawasan kebangsaan, begitu pula dirinya.
"Jadi dengan konsekuensi itu, hari ini apakah memang ada yang tidak siap mundur, saya pikir bisa ditanyakan ke yang bersangkutan," kata Giri.
Namun di luar itu, kata Giri, ia menyanggupi tawaran ini karena ingin mencerdaskan masyarakat.Ia pun menyindir tes wawasan kebangsaan (TWK) sebagai proses alih status pegawai lembaga antirasuah menjadi ASN yang tertutup.
Baca Juga:
Giri kecewa lantaran sejak awal dirinya tak pernah diberitahu soal proses metodologi, hingga kabar penonaktifan dirinya bersama 74 pegawai lain.
"Tes wawasan kebangsaan ini tertutup sekali. Kita enggak pernah tahu siapa 75. Tidak pernah tahu 51," ujar Giri.
Sebanyak 51 pegawai yang dimaksud Giri adalah mereka yang dinilai "merah" dan tak diberi kesempatan untuk kembali bergabung dengan KPK.
Sementara, 24 pegawai lainnya masih diberi kesempatan menjadi ASN dengan syarat mengikuti diklat bela negara.
"Jadi menurut saya keterbukaan transparansi yang menjadi ciri khas tata kelola pemerintahan umum yang baik dilanggar dalam proses ini," katanya. (Knu)
Baca Juga:
Bareskrim Limpahkan Laporan ICW soal Dugaan Gratifikasi Firli ke Dewas KPK