VAKSIN digadang-gadang menjadi penyelamat masyarakat dari ancaman COVID-19. Hal tersebut membuat seluruh masyarakat menaruh harapan besar pada vaksinasi. Diprediksi pada akhir 2020 vaksin bisa didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.
Sayangnya, harapan tersebut bisa pupus. Kemungkinan Indonesia tidak akan mendapatkan vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh perusahaan farmasi multinasional Amerika Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman Biopharmaceutical New Technologies, atau BioNTech. Alasannya karena vaksin tersebut memerlukan suhu pendinginan yang jauh melebihi kemampuan logistik Nusantara.
Baca juga:
Beda Kelemahan Vaksin Astra Zenica dan Vaksin Sinovac Bandung
Mulanya Indonesia menargetkan bisa memvaksinasi 107 juta orang hingga akhir tahun depan. Ini telah mendapatkan komitmen untuk mendapatkan vaksin dari Biotek Sinovac China, Grup Farmasi Nasional China (Sinopharm), dan CanSino Biotech. Namun, mereka belum mengumumkan hasil uji klinis tahap III mereka.

Di sisi lain, Pfizer mengumumkan awal bulan ini vaksinnya memiliki efektivitas 95 persen. Perusahaan tersebut mengajukan izin penggunaan darurat ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), dengan mengatakan siap untuk mengirimkan vaksin dalam waktu 24 jam setelah persetujuan.
"Memang Pfizer baru saja merilis hasil uji klinis tahap III. Efektifitasnya di atas 96 persen. Tapi vaksin itu membutuhkan suhu penyimpanan minus 70 derajat Celcius," kata Honesti Basyir, Direktur Utama Bio Ferma.
Baca juga:
“Indonesia tidak memiliki kemampuan seperti itu, dan berbahaya jika vaksin ini tidak disimpan pada suhu yang sesuai. Bahkan akan rusak sehingga nantinya bila diberikan kepada masyarakat akan membahayakan,” kata Honesti.

Sebagai perbandingan, vaksin Moderna membutuhkan minus 20 derajat Celcius untuk penyimpanannya, sedangkan vaksin Sinovac hanya membutuhkan suhu penyimpanan antara 2 hingga 8 derajat Celcius. Lemari es rumah biasa biasanya dapat menyetel suhu freezer serendah minus 18 derajat Celcius.
Honesti mengatakan jika Indonesia memutuskan untuk membeli vaksin Pfizer atau Moderna, pemerintah perlu mengeluarkan dana tambahan untuk merombak jaringan distribusi rantai dinginnya guna menangani pengangkutan vaksin pada suhu antara minus 20 hingga 70 derajat Celcius. (Avia)
Baca juga: