CEO Twitter Elon Musk nampaknya gencar mencari uang lewat Twitter. Mega-miliarder itu ingin perusahaan berlogo burung warna biru tersebut untuk menghasilkan lebih banyak uang. Salah satu caranya adalah dengan mengenai biaya USD 1000 atau Rp 15 juta pada tiap akun bisnis yang bercentang emas atau terverifikasi.
Seperti dilansir laman Variety, Sabtu (4/2), Twitter akan meminta organisasi untuk membayar USD 1000 atau Rp 15 juta per bulan, ditambah ekstra USD 50 (Rp 754 ribu) setiap bulan untuk setiap sub-akun terafiliasi, agar mereka bisa mempertahankan status centang emas.
Namun, laman The Information mengungkapkan bahwa angka atau besaran biaya tersebut masih dibicarakan hingga saat ini, dan masih bisa berubah. Namun, apapun keputusannya, itu merupakan kebijakan gila yang diprediksi akan membuat banyak pebisnis cabut dari Twitter.
Baca juga:
Twitter Blue Diluncurkan Ulang dengan Berbagai Perubahan Baru

Harga baru untuk status tanda centang emas berada di bawah layanan Twitter Blue for Business yang baru. Itu merupakan cara baru perusahaan untuk membedakan akun bisnis dan akun tokoh manusia di Twitter. Kebijakan baru itu sudah diumumkan sejak Desember lalu.
Pelanggan Twitter Blue for Business dapat menautkan individu, bisnis, merek yang berafiliasi, dan bahkan karakter film yang akan mendapatkan lencana kecil dari gambar profil perusahaan induk mereka di samping tanda centang biru atau emas mereka sendiri.
Twitter juga memperkenalkan gambar profil persegi baru untuk perusahaan dan merek, dan telah menerapkan tanda centang abu-abu ke akun pemerintah.
Baca juga:
Resmi Akuisisi Twitter, Elon Musk akan PHK Besar-besaran

Musk juga mengatakan bahwa dalam beberapa bulan ke depan Twitter akan menghentikan semua tanda centang terverifikasi yang lama. Jadi, nantinya hanya akan ada pelanggan individu dan korporat yang sudah membayar bakal mendapat status terverifikasi atau centang emas.
Musk diketahui mengutang sebesar USD 12,5 miliar atau setara Rp 188 triliun untuk menutupi biaya akuisisi Twitter. Maka dari itu, demi mempercepat dan meningkatkan profit, Musk sampai mengurangi 80 persen karyawan, hingga mengambil banyak kebijakan kontroversial.
Sayangnya, beberapa kebijakan Musk membuat banyak pengiklan berhenti membuang uang untuk Twitter. Musk dan Twitter tentu tak tinggal diam. Maka dari itu, bulan lalu mereka mengumumkan kemitraan dengan vendor analitik merek, untuk menjanjikan alat baru untuk membantu bisnis. (waf)
Baca juga:
Bakal Ada Akun Centang Biru, Abu-Abu, dan Emas di Twitter