MerahPutih.com - Sekjen Partai Rakyat Demokratik (PRD) periode 1996-2002 Petrus H. Hariyanto mengkritik keras langkah mantan Ketum PRD Budiman Sudjatmiko yang menjalin pertemuan dengan eks Danjen Kopassus Prabowo Subianto beberapa waktu silam.
Petrus kecewa dengan langkah Budiman menemui Prabowo yang dianggap para bekas aktivis PRD bertanggung jawab atas kejahatan HAM masa lalu. Terlebih lagi, ada pernyataan dari Budiman untuk melupakan kejahatan masa lalu.
Baca Juga
Budiman Sudjatmiko Sebut Prabowo Diapresiasi Jokowi dan Megawati
"Sangat menyedihkan. Bagi kami itu sangat mengecewakan dan kami hari ini ingin mengembalikan muruah aktivis di mana sekarang aktivis tidak ada bedanya dengan politisi, bisa menghalalkan segala cara, termasuk meniadakan masa lalu, kami ingin mengembalikan martabat aktivis bahwa aktivis masih punya moral, masih punya kepeduliaan, masih punya hati nurani," tegas Petrus di kantor YLBHI, Jakarta, Kamis (27/7).
Sementara itu, mantan aktivis PRD Wilson dalam kesempatan yang sama mengatakan proses pemilu setelah 25 tahun reformasi masih terjadi regresi, karena dimanfaatkan oligarki politik warisan Rezim Orde Baru dan pelanggar HAM.
Baca Juga
Budiman Sudjatmiko Tak Masalah Dipanggil dan Diminta Klarifikasi DPP PDIP
Dia mengatakan kemunduran demokrasi itu makin diakselerasi dengan sikap mantan aktivis 98 yang mendukung tokoh yang diduga melanggar HAM pada Pemilu 2024.
"Regresi tersebut semakin diakselerasi jelang Pemilu 2024 oleh mantan aktivis reformasi yang mendukung pelaku pelanggaran HAM," kata Wilson.
Menurut Wilson, para pelaku pelanggaran HAM setelah 25 tahun reformasi masih menikmati impunitas.
“Proses politik yang melibatkan pelaku kejahatan HAM ini telah mencederai keadilan para korban pelanggaran HAM,” pungkasnya. (Pon)
Baca Juga
Budiman Sudjatmiko Klaim Prabowo Mampu Beri Solusi Masalah Perpecahan