Aksi Solidaritas IMM Solo untuk Dua Aktivis yang Meninggal saat Aksi di DPRD Sulawesi

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Sabtu, 28 September 2019
Aksi Solidaritas IMM Solo untuk Dua Aktivis yang Meninggal saat Aksi di DPRD Sulawesi
Ratusan anggota Ikatan IMM Surakarta menggelar aksi solidaritas atas meninggalnya dua aktivis di depan Polresta Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (27/9). (MP/Ismail)

MerahPutih.com - Ratusan anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Surakarta menggelar aksi solidaritas atas meninggalnya Randi dan M. Yusuf Kardawi dalam aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sulawesi, Jumat (27/9).

Aksi damai mulai pukul 19.45 WIB dengan menyalakan lilin, mengibarkan bendera setengah tiang, dan berdiam diri tersebut, mahasiswa memblokade Jalan Adisucipto.

Baca Juga:

Kapolri Copot 3 Kapolda di Daerah Konflik

Peserta aksi juga membentuk lingkaran dan meletakkan megafon di tengah lalu menaburinya dengan bunga sebagai simbol demokrasi yang sedang terluka.

Ratusan anggota Ikatan IMM Surakarta menggelar aksi solidaritas atas meninggalnya dua aktivis di depan Polresta Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (27/9). (MP/Ismail)
Ratusan anggota Ikatan IMM Surakarta menggelar aksi solidaritas atas meninggalnya dua aktivis di depan Polresta Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (27/9). (MP/Ismail)

Ketua Umum IMM Surakarta, Abdul Afif, mengungkapkan pengibaran bendera setengah tiang tersebut bagian dari refleksi serta simbol berkabung atas meninggalnya dua rekan aktivis. Sementara simbol megafon sebagai alat perjuangan.

"Kami menaburi bunga megafon dengan maksud untuk menghargai perjuangan kawan kami yang gugur dalam perjuangannya dan simbol demokrasi yang sedang terluka," ujar Afif pada Merahputih.com.

Afif menyayangkan aikap represif terhadap aksi demonstrasi mahasiswa yang dilakukan kepolisian di lapangan. Hal itu sangat merusak nilai-nilai reformasi dan demokrasi.

Baca Juga:

M Taufik Minta Polisi Penyebar Hoaks Diproses

"Saya tegaskan ini sudah sangat berlebihan. Prilaku represif aparat di berbagai daerah telah melukai proses demokrasi di Indonesia dan tidak sesuai dengan amanah reformasi," kata dia.

IMM Surakarta, lanjut dia, mendesak Kapolri untuk menginvestigasi kejadian tersebut. Selain itu, dia mengimbau agar mahasiswa se-Indonesia merapatkan barisan melawan tindakan represif aparat.

"Kita tetap rapatkan barisan. Segera usut tuntas pelakunya. Tetap bersatu rapatkan barisan dalam melawan segala bentuk ketidakadilan yang terjadi di Indonesia," kata dia. (Ism)

Baca Juga:

Dua Mahasiswa Tewas Saat Demo, Kapolda Jateng Pimpin Salat Gaib

#Aktivis #Fokal IMM
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile
Bagikan