Aksi Heroik Kopassus Bebaskan Sandera Garuda Tahun 1981

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Senin, 05 Oktober 2015
Aksi Heroik Kopassus Bebaskan Sandera Garuda Tahun 1981
Pasukan Kopassus TNI AD mengikuti geladi upacara Peringatan HUT ke-70 TNI di Dermaga Indah Kiat, Merak, Cilegon, Banten, Sabtu (3/10). ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma.

MerahPutih Peristiwa - Peristiwa pembajakan pesawat Garuda oleh teroris yang menamakan diri Jihad Islam terjadi pada 28 Maret 1981. Lima orang teroris beraksi di pesawat Garuda DC-9 Woyla dengan menawan para penumpang dan kru pesawat.

Pembajakan tersebut sebagai reaksi atas penangkapan kelompok mereka pada 11 Maret sebelumnya, di Cicendo, Bandung, Jawa Barat. Mereka menuntut pembebasan rekannya dan juga menuntut uang pembebasan atas sandera sebesar US$1,5 juta.

Untuk membebaskan pesawat dan para penumpang dari penyanderaan. Pemerintah Indonesia mengirimkan pasukan TNI dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang saat itu bernama Kopassandha. Operasi pembebasan sandera terjadi saat pesawat berhenti di Bandara Don Muang, Thailand. Sebelumnya, teroris menuntut pilot membawa mereka ke Kolombo, Srilanka, namun tidak disanggupi pilot.

Pesawat Garuda penerbangan 206 awalnya terbang dari Jakarta pukul 8.00 WIB dengan rute Medan. Namun, sebelumnya transit dulu ke Palembang. Dalam penerbangan setelah transit tersebut lima orang berdiri dan mengeluarkan senjata. Lima teroris tersebut dipimpin oleh Imran bin Muhammad Zein.

Imran memaksa pilot Kapten Herman Rante untuk terbang ke Kolombo, Srilangka-Kapten Herman selanjutnya meninggal dunia ditembak. Namun, Kapten Herman menolak bertolak ke Srilanka dengan alasan bahwa bahan bakar tidak akan cukup. Setelah mengisi bahan bakar di Penang, Malaysia, Imran meminta pesawat diterbangkan ke Thailand.

Pembajakan pesawat berlangsung selama empat hari sejak pesawat terbang 28 Maret dari Jakarta hingga serbuan kilat dari Grup-1 Para-Komando pada 31 Maret. Pada pembebasan tersebut, kapten pesawat Kapten Herman Rante dan salah satu anggota Para Komando Achmad Kirang meninggal dunia. Achmad Kirang dianugerahi bintang Sakti dengan kenaikan pangkat dua tinggkan, Lettu Anumerta Achmad Kirang.

31 Maret pukul 02.30, operasi pembebasan bersandi Operasi Woyla dipimpin oleh Letkol Inf Sintong Pandjaitan mulai bergerak mendekati pesawat yang terparkir di Bandara Don Muang, Thailand. Letkol Sintong membagi pasukan menjadi tiga tim. Tim Merah dan Tim Biru merangsek ke sayap pesawat dan bertugas menjaga pintu samping. Sedangkan Tim Hijau akan masuk ke pesawat melalui pintu belakang. Semua tim bersiap di posisi sebelum kode perintah merangsek memasuki pesawat.

Saat mendobrak masuk itu, Achmad Kirang yang tergabung dalam Tim Hijau langsung merangsek ke dalam. Seorang teroris sedang berjaga di pintu belakang melepaskan tembakan ketika ada serangan. Teroris di pintu belakang itu menembak bagian perut Achmad Kirang sebelum ditembak tewas oleh rekan Achmad Kirang dari Tim Hijau.

Tim Biru dan Tim Merah merangsek masuk memburu empat teroris lain di dalam pesawat. Dua orang teroris berhasil ditembak tewas di dalam pesawat. Seorang teroris berhasil ditembak setelah melemparkan granat yang gagal meledak. Sementara pemimpin Imran bin Muhammad Zein digelandang keluar tanpa perlawanan. Dalam baku tembak tersebut, Kapten Pesawat ditembak oleh salah satu teroris. Kapten meninggal dunia setelah beberapa hari setelah mendapat perawatan di rumah sakit di Bangok.

Para sandera penumpang pesawat selamat dan berhasil dievakuasi tanpa ada yang terluka. Sementara itu, Imran bin Muhammad Zein pemimpin dan otak pembajakan Garuda DC-9 dijatuhi hukuman mati pada 1981, tahun terjadinya pembajakan.

 

Baca Juga:

  1. Panglima TNI Lakukan Sidak di Grup 1 Kopassus
  2. Minta Dilatih Kopassus, Brimob Tidak Berniat Saingi TNI
  3. Brigjen TNI Muhammad Herindra Jadi Danjen Kopassus
  4. KSAD: Kopassus Tidak Pernah Gagal Jalankan Tugas
  5. Daeng Koro, Terduga Teroris Pernah Berdinas di Kopassus
#HUT TNI Ke-70 #Grup 1/Eka Wastu Baladika Kopassus #Kopassus
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan