SPESIES badak sumatra berada di bawah bayang-bayang kepunahan. Populasi badak yang ada di alam saat ini hanya 80 ekor. Membantu menjaga eksistensi mereka tentu membutuhkan usaha yang luar biasa besar. Seperti yang dilakukan Dedy Yansyah dari Forum Konservasi Leuser (FKL).
Dedy menjelaskan populasi badak di Leuser semakin terisolasi dan terpisah satu sama lain sebagai akibat berbagai pembangunan jalan, perambahan, dan penebangan yang membelah kawasan hutan. “Hal Ini telah mempersulit populasi badak sumatra untuk berkembang biak secara alami di habitat aslinya. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan populasi badak, upaya penyatuan populasi yang tersisa diperlukan," urai Dedy.
BACA JUGA:
“Kita sering lupa betapa manusia sangat bergantung pada alam. Ketika berbicara tentang melestarikan lingkungan, kita benar-benar berbicara tentang menjaga masa depan kita, karena alam menyediakan sumber daya penting untuk kelangsungan hidup kita dan generasi berikutnya,” tutur Dedy.

Kawasan Ekosistem Leuser telah dikenal dunia sebagai tempat terakhir di bumi tempat spesies badak, gajah, harimau, dan orangutan sumatra hidup berdampingan di alam liar. Di sana, setiap spesies memainkan peran vital bagi kelangsungan ekosistem. Badak memainkan perannya dengan meregenerasi memakan buah-buahan kemudian menyebarkan kotoran yang kaya nutrisi, penuh dengan benih tumbuhan, ke seluruh penjuru hutan. Simbiosis mutualisme dalam eksistensi badak-hutan ini tidak dapat digantikan spesies lain. Itu berarti kepunahan badak akan berdampak besar pada bentang alam mencakup 2,2 juta hektare hutan di Aceh, tempat 4 juta masyarakat Aceh menggantungkan hidup mereka.

Upayanya dalam menyelamatkan spesies badak dari ancaman kepunahan di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) membuatnya mendapatkan apresiasi dari badan amal konservesi satma liar Inggris, Whitley Fund for Nature. “Ini kesempatan terakhir kita untuk menyelamatkan sisa populasi badak sumatra dari kepunahan,” ujar Dedy ketika dihubungi melalui surat elektronik setelah menerima penghargaan Whitley Awards.
Dengan menerima anugerah Whitley Award 2022, Dedy akan bekerja sama dan mendukung upaya pemerintah dalam pemantauan dan patroli hutan untuk mencegah perburuan dan mengamankan habitat badak di Leuser. Whitley Awards adalah penghargaan bergengsi dunia di bidang pelestarian alam. Penganugerahan ini diberikan kepada tokoh-tokoh di seluruh dunia garda terdepan yang bekerja bersama dengan masyarakat di akar rumput untuk kelestarian keanekaragaman hayati, mitigasi perubahan iklim, dan kesejahteraan manusia dengan total hadiah mencapai 40.000 pound sterling atau sekitar Rp 727 juta.(Avia)