Akademisi Nilai Debat Terakhir Para Capres di Isu Pendidikan Tak Ada Dagingnya


Tiga pasangan capres/cawapres tiba di Balai Sidang JCC Senayan, Jakarta (4/2/2024). (Foto: ANTARA/Narda Margaretha Sinambela)
MerahPutih.com - Sorotan datang untuk debat capres yang berlangsung Minggu (4/2) malam kemarin. Khususnya di sektor pendidikan.
Koordinator Jurnals Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji menilai, tidak satu pun materi debat yang dimanfaatkan dengan baik oleh para kandidat.
“Semua jawaban bersifat biasa-biasa saja, tanpa ada terobosan baru dan tawaran sebuah sistem pendidikan yang lebih berkeadilan,” kata Ubaid dalam keteranganya kepada awak media di Jakarta, Senin (5/2).
Ubaid mencontohkan soal anggaran pendidikan 20 persen yang disinggung dalam pertanyaan saat debat baru dimulai. Hal ini dikaitkan dengan kesejahteraan dan kompetensi guru.
Baca juga:
Ganjar Kampanye di Jabar, Mahfud ke Jatim dan Yogya Usai Debat Pamungkas
“Sayangnya, semua kandidat gagal menjawab pertanyaan ini dengan inovasi gagasan atau sistem baru yang lebih berkeadilan bagi guru dan juga akan meningkatkan kompetensi guru dalam mendidik,” tutur Ubaid.
Menurut Ubaid, meski angkanya 20 persen dari APBN, nyatanya tidak menjadikan program pendidikan dasar dan menengah atau Wajib Belajar 12 tahun sebagai prioritas.
“Akibatnya, kualitas peserta didik akan terus jauh tertinggal dengan negara-negara tetangga kita,” tutur Ubaid.
Lalu, soal problem guru yang yang tidak sejahtera dan kompetensinya yang masih rendah, Ubaid menganggap semua kandidat tidak punya tawaran yang inovatif untuk menjawab masalah yang sudah turun-temurun diwariskan oleh presiden sebelumnya.
Dia mencontohkan saat Capres Anies Baswedan menyebut akan mengangkat guru honorer.
“Tapi, sistem yang ditawarkan apa? Bagaimana caranya? Masih tidak jelas. Kita tahu bahwa sejak zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sampai Joko Widodo, janjinya juga begitu. Tapi apa kenyataannya? Hingga kini, masih jutaan guru honorer yang nasibnya masih terkatung-katung,“ ungkap Ubaid.
Ubaid juga menyoroti Capres Prabowo Subianto yang tak menyinggung soal kebocoran dana pendidikan. Padahal berulang kali dia sering menyatakan soal pengawasan anggaran.
“Soal sektor pendidikan masuk dalam pusara kasus korupsi kan sudah lama, ini isu lama, sayangnya lagi-lagi tawarannya apa? Saya tunggu-tunggu ternyata tidak ada,” ungkap dia.
Sementara pernyataan Capres Ganjar Pranowo yang lebih menyoroti soal kesejahteraan guru dianggap Ubaid seolah tidak menawarkan apa-apa.
“Hari ini guru kita sudah ‘muntah-muntah’ soal kewajiban harus update aplikasi ini dan itu. Dan ternyata memang, pelatihan guru melalui aplikasi ini gagal meningkatkan mutu guru,” imbuh dia. (knu)
Baca juga:
Hak Kebutuhan Dasar Individu Luput Dari Pembahasan di Debat Capres Penutup
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Anies Punya Cucu Pertama, Ingin Dipanggil ‘Bang’ tapi Dilarang sang Istri

Surat Suara Bekas Pemilu 2024 Laku Dijual Rp 210 Juta dalam Lelang Daring

Sidang Promosi Doktor, Hasto Singgung Abuse Of Power yang Terjadi di Pilpres 2024
Bahagia Diundang PKB, Prabowo Singgung Dulu Pilpres Beda Sekarang 1 Barisan

DKPP akan Luncurkan IKEPP 24 Oktober 2024
Artis Jadi Ketua Tim Sukses Pilkada Hanya Buat Naikkan Popularitas

Suka Cita Rayakan Pelantikan Anggota DPRD DKI Jakarta Periode 2024-2029

Ganjar Terima Curhat Banyak Pemilih Pilpres 2024 Menyesal Terbuai Sembako

Puan Sebut Pemilu 2024 Harus Menjadi Koreksi

Puan Sesalkan Rakyat tidak Pernah Benar-Benar Berkuasa
