MerahPutih.com - Ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2021 diproyeksikan akan tumbuh di antara lima persen hingga enam persen. Sementara, pertumbuhan ekonomi di triwulan ketiga tahun 2021 yakni 3,51 persen jika dibandingkan dengan triwulan III-2020 atau 1,55 persen jika dibandingkan dengan triwulan II-2021.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, optimistis pertubuhan di periode akhir tahun ini, karena beberapa indikator baik itu Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur hingga indeks keyakinan konsumen sudah positif.
Baca Juga:
Varian Delta Bikin Konsumsi Masyarakat Anjlok ke 1 Persen
"Sehingga pada keseluruhan tahun 2021 ekonomi bisa tumbuh empat persen dan meningkat menjadi 5,2 persen di tahun 2022," kata Airlangga, Senin (22/11)
Ia memaparkan, jika dilihat dari berbagai komponen pengeluaran produk domestik bruto (PDB), seluruhnya menunjukkan pertumbuhan positif baik ekspor, impor, konsumsi rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah pada triwulan III-2021.
Meski sempat menurun, konsumsi rumah tangga akan kembali meningkat pada triwulan IV-2021, begitu pula dengan konsumsi pemerintah.
"Di triwulan ketiga kedua komponen ini tumbuh positif namun turun karena pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ketat atau level 4 karena adanya varian Delta di bulan Juli, namun sekarang sudah relatif terkendali," ucap dia.
Dari segi sektoral, Airlangga menuturkan, pertumbuhan mayoritas sektor utama tumbuh positif dan konsisten, terutama sektor informasi dan komunikasi sebesar 5,51 persen, jasa kesehatan 14 persen, pertanian 1,31 persen, serta real estat 3,42 persen.

Peningkatan sektor real estat sangat terbantu oleh insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP), yang juga berhasil menggerakan 170 sektor penunjangnya. Demikian pula industri pengolahan yang tumbuh 3,68 persen dibantu oleh insentif pajak penjualan barang mewah (PPnBM) di sektor otomotif yang juga membuat rantai pasokan bergerak.
"Diperkirakan tahun ini penjualan otomotif bisa kembali ke angka 850 ribu dan ekspornya diharapkan bisa meningkat ke angka 300 ribu," ujarnya.
Sebelumnya, Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Didik Madiyono menyatakan optimistis perekonomian nasional di tahun 2022 akan lebih baik dari tahun 2021.
Indikator tersebut dapat dilihat dari penilaian beberapa lembaga internasional seperti IMF, World Bank, OECD, dan ADB, yang memperkirakan ekonomi Indonesia mampu tumbuh di kisaran 4,8 persen sampai dengan 5,9 persen year-on-year (YoY) di tahun 2022. "Namun demikian, kita tetap harus waspada dan tidak boleh lengah dalam mengantisipasi berbagai faktor ketidakpastian yang masih membayangi pemulihan ekonomi global," katanya. (Asp)
Baca Juga:
Mobilitas Tinggi, Konsumsi Masyarakat Masih Terseok