BAHAN Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF) adalah elemen kunci untuk pengurangan jejak karbon transportasi udara di masa depan. Airbus melanjutkan pengujian bahan bakar bio-jet itu dengan kampanye uji penerbangan VOLCAN baru menggunakan pesawat seri A321.
Sebuah A321neo lepas landas pada 9 Maret lalu dari kantor pusat Airbus di Toulouse, Prancis dengan kedua mesinnya ditenagai oleh 100 persen SAF yang tidak dicampur. Sejak akhir Februari, para ahli dan teknisi mengumpulkan data dengan misi untuk mengumpulkan informasi tentang emisi non-CO2 dan pembuatan contrails.
Penerbangan A321neo adalah demonstrasi terbaru dalam proyek VOLCAN, akronim dari VOL avec Carburants Alternatifs Nouveaux, atau bahasa Prancis untuk “Penerbangan dengan bahan bakar alternatif baru”.
Baca juga:
Peluncuran Airbus A380, Pesawat Jet Komersial Terbesar di Dunia

Mitra VOLCAN Airbus adalah perusahaan kedirgantaraan Prancis Safran dan Dassault Aviation, bersama dengan laboratorium penelitian aeronautika ONERA dan Kementerian Transportasi Prancis. Proyek itu didanai bersama oleh CORAC, Dewan Prancis untuk Riset Penerbangan Sipil.
Versi A321neo yang ditenagai oleh mesin LEAP-1A dari CFM International digunakan untuk pengujian terbaru, dan memberikan kesempatan lain untuk mengevaluasi manfaat potensial dari SAF yang tidak dicampur dibandingkan dengan bahan bakar penerbangan konvensional.
A321neo itu adalah pesawat lorong tunggal Airbus pertama dan pesawat Airbus terbaru secara keseluruhan, setelah A350 dan A330MRTT, yang menguji 100 persen bahan bakar penerbangan berkelanjutan di kedua mesin.
Baca juga:
Airbus Kembangkan Pesawat Bertenaga Hidrogen
Untuk mengumpulkan informasi penting dari penerbangan itu, sebuah 'pesawat pengejar' jet Dassault yang sangat dimodifikasi dari German Aerospace Center, DLR, diterbangkan dalam jarak 100 meter dari A321neo. Pesawat tersebut menggunakan sensor testbed untuk menangkap data emisi analisis terperinci.
Menganalisis kinerja SAF yang tidak dicampur dan komitmennya dalam mengurangi emisi (CO2 dan non-CO2), merupakan langkah penting menuju dekarbonisasi industri penerbangan, dan Airbus sekali lagi mengambil peran kunci dalam penelitian berwawasan ke depan tersebut.
Saat ini, semua pesawat komersial dan militer Airbus, serta helikopter mampu terbang dengan campuran SAF hingga 50 persen. Tujuannya adalah untuk memastikan 100 persen kemampuan SAF di tahun 2030 dapat diaplikasikan pada produk mereka. (waf)
Baca juga:
Berikut Keunggulan dari Pesawat Airbus A320 yang Hilang