Adik Kandung Amrozi Sebut Mantan Teroris Butuh Penanganan Khusus

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 30 Maret 2021
Adik Kandung Amrozi Sebut Mantan Teroris Butuh Penanganan Khusus
Anggota polisi mengamati motor yang digunakan terduga pelaku bom bunuh diri sebelum dievakuasi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3). ANTARA FOTO/Arnas Padda

MerahPutih.com - Indonesia kembali diguncangan serangan teroris di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) pagi WITA. Pasangan suami istri menjadi pengantin bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar.

Menanggapi kejadian tersebut, adik kandung terpidana mati Amrozi, Ali Fauzi membeberkan, akar terorisme tidak tunggal, namun berkaitan. Oleh karenanya, penanganannya juga tidak boleh tunggal. Harus banyak aspek dan perpekstif.

Baca Juga

Kapolri Pastikan Pengobatan Korban Bom Makassar Ditanggung Negara

"Saya ibaratkan, terorisme itu sebuah penyakit yang tingkatannya sudah level komplikasi. Butuh penanganan khusus, butuh dokter spesialis. Jangan sampai sakit komplikasi, hanya dikasih obat lambung saja," kata Ali Fauzi saat dihubungi MerahPutih.com, Senin (29/3)

Artinya, kata Ali Fauzi, harus dipahamkan bahwa tinggal di Indonesia, adalah sesuatu yang wajib disyukuri. Dibandingkan dengan negara lain, Indonesia adalah negara yang punya nilai nilai budaya dan agama yang kuat.

"Saya pernah studi banding di Spanyol tentang peradaban. Ternyata Indonesia ini negara yang bertamadhon. Wajib disyukuri. Sebab budaya dan agamanya begitu kuat. Di luar negeri sana, banyak orang berciuman di tempat terbuka. Tapi di Indonesia nilai-nilai itu masih terjaga. Makanya wajib disyukuri. Indonesia ini negara yang beradab." kata Ali

Mantan teroris yang kini mendirikan Yayasan Lingkar Perdamaian ini membeberkan, fakta-fakta yang terjadi seperti itu, harus diperlihatkan pada mantan teroris agar pemikiran mereka tentang Indonesia bisa berubah.

"Bukan hanya diceritakan, mohon maaf saya pakai istilah mantan teroris, harus diperlihatkan fakta seperti itu," tegasnya.

Indonesia, lanjut Ali Fauzi, adalah negara yang sangat berbudaya. Pancasila, banyak mengadopsi dari nilai nilai agama. Misalkan, ketuhanan Yang Maha Esa, kemudian didorong menjalin persatuan yang merupakan bagian dari nilai nilai Islam yang harus dipahamkan. Tentunya, untuk memahamkan tersebut, dibutuhkan waktu berhari-hari sebagai bentuk pengobatan.

"Saya di Lingkar Perdamaian, ada sekitar 49 mantan teroris yang kita bina, ada kajian kajian Islam Rahmatan Lil Alamin. Jadi minside mereka terhadap Indonesia harus dirubah melalui edukasi," lanjutnya.

Ada tiga point penting dalam deradikalisasi teroris. Deradikalisasi yang berbasis ekonomi, berbasis ideologi dan berbasis intelektual. Jika tiga ini sudah dilakukan secara komperhensif, akan tepat terhadap mantan teroris yang diselamatkan

"Ini belajar dari pengalaman saya sendiri. Bertahun tahun saya berada di kelompok teroris. Saya bisa move on setelah memahami tiga basis itu," tutup mantan pembuat bom dalam kelompok Jama'ah Islamiyah ini. (Budi Lentera/Surabaya)

Baca Juga

Densus 88 Temukan Buku FPI saat Geledah Rumah Terduga Teroris di Bekasi dan Jaktim

#Teroris
Bagikan
Bagikan