MerahPutih.com - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu menanggapi rencana seluruh kader Partai Demokrat yang ingin melakukan unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Adian meminta kepada mereka untuk belajar matematika dan sejarah terlebih dahulu sebelum berdemonstrasi.
Baca Juga
Reaksi Ma'ruf Amin saat Mobilnya Diadang Pendemo Tolak Penaikan Harga BBM
"Saya menyarankan agar kader Demokrat untuk bisa belajar matematika dan belajar sejarah, sehingga jika membandingkan maka perbandingan itu logis, tidak anti logika dan a historis," kata Adian dalam keterangannya, Kamis (8/9).
Sekjen Persatuan Nasional Aktivis (Pena) 98 ini lamtas membandingkan kenaikan harga BBM era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Adian membeberkan di era SBY total kenaikan harga BBM jenis Premium sebesar Rp 4.690. Sementara di zaman Jokowi total kenaikan BBM jenis Premium dan Pertalite Rp 3.500.
"Jadi SBY menaikan BBM lebih mahal Rp 1.190 dari Jokowi," ujar anggota Komisi VII DPR RI ini.
Baca Juga
Selain itu, Adian melanjutkan, era SBY upah minimum di DKI Jakarta sebesar Rp 2.200.000 pada 2013. Dengan harga BBM 6.500 per liter maka upah satu bulan hanya dapat 338 liter perbulan. Sementara di era Jokowi hari ini harga BBM Rp 10.000 tapi upah minimum Rp 4.641.000 perbulan. "Dengan demikian maka di era Jokowi setiap bulan upah pekerja senilai dengan 464 liter BBM. Jadi ada selisih kemampuan upah membeli BBM antara SBY dan Jokowi sebesar 126 liter," ujarnya.
Tak hanya itu, Adian menyebut saat SBY memimpin Indonesia masih ada mafia terorganisir dan masif yaitu Petral yang embrionya sudah ada sejak awal zaman orde baru.
"Di era Jokowi Petral di bubarkan tahun 2015 hanya 6 bulan setelah Jokowi di lantik," imbuhnya.
Sementara itu, lanjut Adian pembangunan jalan tol sebagai salah satu infrastruktur penting dalam aktivitas ekonomi di era SBY hanya mampu membangun 193 KM jalan tol. Sedangkan di era Jokowi jalan tol yang di bangun hampir 10 kali lipat dari zaman SBY yaitu 1.900 KM.
"Dari perbandingan-perbandingan angka-angka tersebut di atas maka era SBY tentunya merupakan era kesedihan bagi semua orang kecuali mereka yang berkuasa saat itu," pungkasnya. (Pon)
Baca Juga
Gibran Tanggapi Wacana Pencabutan Tarif Gratis BST di Tengah Kenaikan Harga BBM