Kesehatan

Adakah Batasan Mutasi Varian COVID-19?

Dwi AstariniDwi Astarini - Kamis, 17 Juni 2021
Adakah Batasan Mutasi Varian COVID-19?
Apakah kita akan terus dihadapkan pada varian-varian baru dan lebih baik tanpa akhir? (123RF/lightwise)

JELAS sekali kita sekarang berhadapan dengan virus yang jauh lebih mudah menular. Virus baru ini mungkin dua kali lebih mudah menular daripada versi yang muncul di Wuhan pada akhir 2019.

Varian Alpha, pertama kali diidentifikasi di Kent, Inggris, melakukan lompatan besar dalam kemampuannya untuk bertransmisi. Sekarang Delta, yang pertama kali terlihat di India, memiliki lompat lebih jauh dalam hal kemampuan penyebarannya.

Ini merupakan bentuk evolusi yang kita saksikan secara langsung.

BACA JUGA:

Vaksinasi Gotong Royong Percepat Herd Immunity

Pertanyannya, apakah kita akan terus dihadapkan pada varian-varian baru dan lebih baik tanpa akhir dan semakin sulit untuk ditahan penularannya? Atau adakah batasan seberapa parah virus corona itu bisa bermutasi?

Perlu diingat, perjalanan virus SARS-CoV-2 telah membuat lompatan dari menginfeksi spesies yang sama sekali berbeda, dengan kerabat terdekatnya adalah kelelawar, kepada manusia. Virus ini seperti kamu ketika memulai pekerjaan baru: kompeten, tetapi bukan berarti kemampuanmu sudah selesai dan tidak bisa bertambah lagi. Varian pertama cukup baik untuk memulai pandemi yang menghancurkan, dan sekarang virus-virus itu tengah belajar di tempat kerja mereka.

virus corona
Tabel nama untuk varian COVID-19 dan nama Yunani yang diusulkan WHO. (bbc.com)

Ketika virus melompat ke manusia, sangat jarang mereka menjadi sempurna. Demikian kata Prof Wendy Barclay, ahli virologi dari Imperial College London, Inggris. "Mereka menetap dan kemudian mereka bersenang-senang," ujarnya seperti diberitakan bbc.com (14/6).

Dia menambahkan, sudah ada contoh virus dari pandemi flu hingga wabah Ebola yang membuat lompatan dan kemudian berakselerasi. Lalu, seberapa jauh virus itu bisa bermutasi?

Cara paling jelas untuk membandingkan kekuatan penyebaran virus secara biologis adalah dengan melihat R0 mereka (diucapkan R-naught). Itu adalah jumlah rata-rata orang yang terinfeksi untuk menularkan virus jika tidak ada yang kebal dan tidak ada yang mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk menghindari infeksi.

Jumlah R0 COVID-19 sekitar 2,5 ketika pandemi dimulai di Wuhan dan bisa mencapai 8,0 untuk varian Delta, menurut pemodel penyakit di Imperial College, Inggris.

“Virus ini sangat mengejutkan kami. Ini melampaui apa pun yang kami takutkan. Fakta bahwa itu telah terjadi dua kali dalam 18 bulan, dua garis keturunan (Alpha dan kemudian Delta) masing-masing 50% lebih dapat ditularkan adalah jumlah perubahan yang fenomenal,” kata Dr Aris Katzourakis, yang mempelajari evolusi virus di Universitas Oxford.

Menurutnya, konyol jika kita berusaha memberikan batasan angka pada seberapa tinggi capaian penularan virus itu bisa terjadi. Meski demikian, dia dapat dengan mudah melihat lompatan lebih lanjut dalam transmisi selama beberapa tahun mendatang. Virus lain memiliki R0 yang jauh lebih tinggi dan pemegang rekornya ialah campak yang dapat menyebabkan wabah eksplosif.

"Masih ada ruang untuk bergerak lebih tinggi. Campak memilik angka antara 14 dan 30 tergantung pada siapa kamu bertanya, saya tidak tahu bagaimana hasilnya," Barclay menambahkan.

Strategi Virus Belum Terbaca

virus corona
Tidak ada virus super-ultimate yang memiliki setiap kombinasi mutasi yang buruk. (123RF/lightwise)


Ada banyak trik yang bisa digunakan virus untuk menyebar lebih baik, seperti:


- meningkatkan cara membuka pintu ke sel-sel tubuh kita
- bertahan lebih lama di udara
- meningkatkan viral load sehingga pasien menghirup atau mengeluarkan lebih banyak virus
- berubah ketika dalam perjalanan infeksi menyebar ke orang lain

Salah satu cara varian Alpha menjadi lebih mudah menular ialah dengan menjadi lebih baik dalam menyelinap melewati alarm penyusup, yang disebut respons interferon, di dalam sel tubuh kita.

Namun, itu tidak berarti bahwa pada saat kita bekerja melalui varian alfabet Yunani dan mencapai Omega, kita akan berakhir dengan virus yang tak terhentikan. "Pada akhirnya ada batas dan tidak ada virus super-ultimate yang memiliki setiap kombinasi mutasi yang buruk," kata Katzourakis.

Ada juga konsep pertukaran evolusioner, untuk menjadi lebih baik di satu hal, kamu sering kali menjadi lebih buruk di hal lain. Program vaksinasi tercepat dalam sejarah akan memberikan virus rintangan yang berbeda untuk diatasi dan menekannya ke arah evolusi lain.

Apa yang akan menjadi strategi optimal untuk virus corona masih sulit diprediksi. Virus yang berbeda menggunakan teknik yang berbeda untuk terus menginfeksi. Campak bersifat eksplosif, tetapi meninggalkan kekebalan seumur hidup sehingga selalu harus menemukan seseorang yang baru. Influenza memiliki R0 yang jauh lebih rendah, hampir tidak di atas 1, tetapi terus-menerus bermutasi menjadi kekebalan sampingan.

"Kami berada dalam fase yang sangat menarik, menengah, dan agak tidak terduga. Sulit untuk memprediksi bagaimana hal itu akan terjadi setahun dari sekarang," tutup Barclay. (aru)

#Kesehatan #COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan