HAMPIR semua orangtua ingin membesarkan anak-anak yang percaya diri yang sangat percaya pada kemampuan mereka sendiri. Namun, bagaimana tepatnya orangtua dapat mendorong anak-anak untuk melihat diri mereka sebagai orang yang cerdas dan kompeten?
Akankah memanggil anak-anak kamu 'pintar' membantu meningkatkan harga diri? Untungnya bagi orangtua, ada serangkaian penelitian yang menjawab pertanyaan ini. Penelitian dengan jelas menunjukkan bahwa memuji anak-anak karena 'pintar' dikaitkan dengan lebih banyak konsekuensi negatif daripada memuji anak-anak atas usaha mereka.
Baca Juga:

Menurut laman Psychology Today, pertama, penelitian menemukan bahwa, ketika anak-anak dipuji karena 'pintar', mereka cenderung kurang tertarik pada pembelajaran itu sendiri dan lebih tertarik pada kinerja diri mereka sendiri dan orang lain, dibandingkan dengan anak-anak yang dipuji atas usahanya. Ketika menghadapi kegagalan, anak-anak yang dipuji karena 'pintar' cenderung menyalahkan kegagalan mereka karena tidak cukup pintar dan kemudian lebih tergoda untuk menyerah begitu saja.
Anak-anak yang dipuji karena 'kerja keras' cenderung menyimpulkan bahwa mereka hanya perlu bekerja lebih keras ketika mereka gagal. Dengan demikian, mereka cenderung lebih gigih. Anak yang dipuji karena 'pintar' juga cenderung melihat kecerdasan sebagai sesuatu yang tidak bisa diubah. Sedangkan anak yang dipuji karena 'kerja keras' lebih termotivasi untuk terus belajar atau berusaha lebih baik, disebut sebagai growth mindset.
Memuji anak-anak karena 'pintar' bahkan dapat mengarahkan pada kecurangan. Penelitian menemukan bahwa anak-anak yang disebut sebagai 'pintar' lebih mungkin untuk menyontek daripada anak-anak yang dipuji karena kinerjanya (misalnya: "Kamu melakukannya dengan sangat baik kali ini"), atau tidak dipuji sama sekali.
Para peneliti berspekulasi bahwa anak-anak yang disebut 'pintar' merasa tertekan untuk menjunjung tinggi reputasi ini. Kemudian mengarahkan mereka menyontek untuk memastikan bahwa kinerja mereka konsisten dengan menjadi 'pintar'. Penelitian juga menemukan bahwa anak kecil bahkan menunjukkan lebih banyak perilaku menyontek ketika mereka hanya mendengar orang lain disebut pintar.
Baca Juga:

Lalu, bagaimana seharusnya orangtua memuji anak? Berikut beberapa kiat dari psikolog klinis berlisensi Cara Goodwin, PhD yang menulis di Psychology Today. Goodwin mengkhususkan diri dalam menerjemahkan penelitian ilmiah menjadi informasi yang berguna, akurat, dan relevan bagi orangtua.
1) Cobalah untuk tidak menyebut anak sebagai 'pintar' atau label apa pun yang mengacu pada kemampuan mereka (atletik, berbakat, kreatif dll.). Penelitian secara konsisten menemukan bahwa jenis 'pujian orang' ini memiliki berdampak negatif pada motivasi dan ketekunan.
2) Sebaliknya, pujilah anak-anak atas kerja keras dan usaha mereka. Orangtua juga dapat memuji mereka karena fokus mereka pada tugas, bertahan pada sesuatu yang sulit, atau strategi yang mereka gunakan. Jadi, alih-alih mengatakan, "Wow, kamu sangat pintar," coba katakan, "Ide yang bagus untuk membangun fondasi yang kuat untuk menaramu sebelum kamu mulai membangun." Alih-alih mengatakan, "Kamu sangat pandai matematika," katakan, "Saya sangat suka bagaimana kamu berkonsentrasi pada masalah matematika itu." Alih-alih mengatakan, "Kamu adalah pembaca yang berbakat," katakan, "Ibu suka bagaimana kamu menantang diri sendiri dengan membaca dan jangan menyerah ketika itu menjadi sulit."
3) Berhati-hatilah dalam menggunakan istilah 'pintar' untuk menyebut orang lain di hadapan anak. Penelitian menunjukkan bahwa bahkan mendengar istilah yang terkait dengan orang lain mungkin memiliki dampak negatif.
4) Hindari melabeli anak-anak sebagai 'berbakat' yang mungkin memiliki dampak serupa. Jika mereka berada dalam program 'berbakat', usahakan ekstra untuk memuji kerja keras dan ketekunan mereka jika bisa.
Singkatnya, bertentangan dengan nasihat pengasuhan konvensional, penelitian menunjukkan bahwa ada kerugian serius untuk menyebut anak 'pintar'. Orangtua mungkin ingin menghindari label ini atau pujian apa pun yang berfokus pada sifat stabil yang tidak dapat mereka ubah. Sebaliknya, cobalah untuk memuji upaya, strategi, ketekunan, dan fokus. (aru)
Baca Juga: