Ada Pemilih Jokowi Anggap Prabowo Tukang Sebar Hoaks
MerahPutih.com - Survei Charta Politika Indonesia melansir tingkat kemantapan pemilih nentukan pilihannya dalam Pilpres 2019 sudah mencapai 80 persen. Ternyata, penampilan kedua pasangan capres-cawapres di Debat Pilpres menjadi faktor teratas seseorang menentukan pilihannya.
"Ada 36,4 persen pemilih yang menggunakan debat sebagai pedoman mereka dalam memilih," kata Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya, saat rilis hasil survei di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (25/3).
Yunarto menjelaskan tingkat kemantapan seseorang terukur ketika menganggap calon yang tak dipilihnya memiliki banyak kekurangan. Bagi pemilih Jokowi-Ma'ruf, lanjut dia, alasan tak mau mencoblos Prabowo-Sandi karena belum berpengalaman (16,4 persen), ambisius (15 persen), belum tahu program kerja (10,1 persen), dan banyak menyebar hoaks (7,6 persen).
"Kemudian ada stigma lain seperti orangnya arogan 6,4 persen, lalu menggunakan segala cara untuk menang 6,2 persen. Tak hanya itu, ada yang menganggap tak bisa dipercaya 6 persen, dan tak disukai programnya 4,2 persen," tutur Yunarto.
Adapun, bagi pendukung Prabowo-Sandi tak memilih Jokowi-Ma'ruf antara lain tak bisa dipercaya (16,5 persen), tak menepati janji (14 persen), tak berwibawa (8,3 persen) dan berpihak pada asing (6,9 persen). "Ada juga yang menganggap pak Jokowi menyudutkan ulama, melindungi PKI, tak bisa memimpin," imbuh Yunarto.
Dalam survei Charta Politika Indonesia, pasangan nomor urut nol satu itu elektabilitasnya mencapai 53,6 persen. Sementara, Prabowo-Sandi hanya mendapat 35,4 persen.
Survei ini diadakan pada 1-9 Maret melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner tertruktur dengan 2 ribu responden di 34 provinsi. Metode acak bertingkat dengan margin of error 2,19 persen, serta tingkat kepercayaannya mencapai 95 persen. (Knu)