Ada Apa dengan Mitos Hari Selasa?

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Selasa, 14 Maret 2017
Ada Apa dengan Mitos Hari Selasa?
ILUSTRASI (MP/Widi Hatmoko)

Pada hitungan dino atau hari, Selasa sering dianggap sebagai hari ke dua dalam hitungan pekan. Hitungan ini mungkin berdasarkan hitungan orang masuk kerja di Indonesia, yaitu Senin lalu Selasa sampai pekan berikutnya.

Namun, sebenarnya Selasa adalah hari ke tiga. Nama Selasa sendiri diambil dari bahasa Arab, yang berarti tiga. Dalam bahasa Sansekerta, hari Selasa disebut Anggara, yang artinya planet Mars. Nama ini juga mirip dengan pengertian dalam bahasa-bahasa di Eropa.

Sebagian orang, terutama orang Jawa memiliki mitos jika hari Selasa pantang bepergian ke mana-mana. Meskipun mitos ini secara ilmiah tidak bisa dijelaskan dengan rasional, namun ada saja yang mempercayai mitos pantang bepergian hari Selasa.

Hal ini juga bisa terlihat dari jumlah penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di beberapa daerah di Jawa. Setiap hari Selasa, bus AKAP ini hampir semuanya rata-rata sepi penumpang. Dan, jika dibandingkan dengan hari-hari biasa, hari paling sepi penumpang rata-rata adalah hari Selasa.

Orang Jawa mengatakan, jika hari Selasa adalah selo-selone menungso atau saat sepi-sepinya manusia. Itu juga yang menyababkan sebagian orang yang masih mempercayai mitos ini tidak melakukan perjalanan jauh atau bepergian pada hari ini.

Selain pantang untuk bepergian, di hari Selasa juga memiliki mitos, jika seseorang meninggal di hari ini, dipercaya akan 'mengajak teman'

Meskipun secara ilmiah hal ini juga tidak bisa dibuktikan secara rasional, namun kejadian-kejadian hal semacam ini kerap ditemukan,dan dikait-kaitkan dengan mitos tersebut.

Bagaimana, Anda masih mempercayai mitos hari Selasa sebagai hari yang dipantang oleh sebagian orang untuk tidak bepergian, atau jika ada yang meninggal di hari Selasa ini akan 'mengajak teman'?

#Mitos Pantai Selatan #Mitos Gerhana Matahari #Mitos Putri Nglirip
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan