FOTOGRAFER senior Arbain Rambey selaku juri Indonesia Animal Photo & Video Competition (IAPVC) langsung menjelaskan salah kaprah arti wild pada konteks alam. Apalagi, menurutnya, tema lomba kali ke-32 foto dan video usungan Taman Safari Indonesia tersebut menaja tema "Story of the Wild, Capture Through Your Lens".
"Wild sering diartikan liar. Padahal pada konteks alam wild itu alamiah," kata Rambey pada konferensi pers gelaran kali ke-32 APVC, (4/7), di Jakarta Aquarium Safari Neo Soho, Jakarta Barat.
Membangun kesadaran banyak orang tentang alam, lanjutnya, sekarang sangat memungkinkan lewat foto atau video karena semua orang hari ini melakukannya di sosial media. Apalagi, sambung Rambey, merekam tingkah hewan jadi tantangan tersendiri karena kebanyakan tidak bisa diatur seperti manusia.
"Saat memotret hewan, fotografer harus mengerti kebiasaan sampai siklus hidupnya, misalnya kapan musim kawin dan lainnya agar dapat momen unik," tegas Rambey.

Sebagai upaya meningkatkan kepedulian masyarakat akan pelestarian berbagai satwa di Indonesia, setiap tahunnya perhelatan IAPVC selalu membawa misi melestarikan cerita-cerita satwa di seluruh dunia yang saat ini terancam punah lewat fotografi.
“Ajang kreatif tahunan ini merupakan wujud nyata dari komitmen Taman Safari Indonesia untuk terus mendorong edukasi dunia satwa termasuk upaya konservasinya di Indonesia. Kami percaya siapa saja bisa memberi kontribusi positif terhadap masa depan dan keberlanjutan satwa endemik di Indonesia bahkan dunia,” kata Direktur Pemasaran Taman Safari Indonesia Hans Manansang.
Selama lebih dari empat dekade, TSI berkomitmen menjalankan peran sebagai destinasi wisata tidak hanya berfokus menyediakan edukasi dan hiburan tentang dunia satwa, tetapi juga berkontribusi aktif dalam pelestariannya. TSI telah menampung total 8,700 satwa dari 400 spesies satwa dunia dan menyediakan fasilitas konservasi berstandar internasional. Pusat konservasi dan riset TSI pun memiliki peran penting dalam perlindungan satwa, pemulihan, penangkaran, pelepasliaran serta pengengembangan inovasi demi kelestarian mereka di Indonesia.
“Kami berharap melalui karya-karya dihasilkan, masyarakat jadi semakin terhubung dengan dunia satwa yang indah namun rentan ini dan membangkitkan kecintaan terhadap mereka. Dengan demikian, bersama-sama kita bisa meningkatkan upaya pelestarian dan melindungi satwa-satwa ini dari kepunahan,” tambahnya.

Dengan adanya IAPVC setiap tahunnya, TSI berharap dapat menciptakan momentum positif dalam upaya menjawab tantangan konservasi satwa semakin mendesak dan membutuhkan keterlibatan semua pihak untuk menjadi bagian dari solusi.
“Kami berharap melalui karya-karya yang dihasilkan, masyarakat jadi semakin terhubung dengan dunia satwa yang indah namun rentan ini dan membangkitkan kecintaan terhadap mereka. Dengan demikian, bersama-sama kita bisa meningkatkan upaya pelestarian dan melindungi satwa-satwa ini dari kepunahan,” tambah Hans.
Pada gelaran IAPVC, Hans Manansang menyampaikan pihaknya sangat senang melihat antusiasme luar biasa dari masyarakat terhadap IAPVC. "Hampir puluhan ribu karya berhasil kami kumpulkan di setiap tahun IAPVC. Hal ini mencerminkan tingginya kepedulian mereka akan kelestarian satwa kita. Semangat inilah yang terus kami tanamkan dalam IAPVC yang akan datang".
Rangkaian kegiatan roadshow menarik juga diselenggarakan di tiga cabang Taman Safari, termasuk di Taman Safari Bogor, Taman Safari Solo, dan Taman Safari Prigen untuk menggandeng lebih banyak masyarakat ikut meramaikan IAPVC 2023.

Fotografer pemenang IAPVC 2022 kategori Endangered Animal Aprison membagikan pengalamannya ketika memotret Macan Tutul Jawa, spesies macan endemik Indonesia terancam punah.
“Dari awal memang udah kepikiran untuk hunting foto macan tutul di Taman Safari Bogor. Coraknya yang indah menjadikan mereka hewan eksotik di mata lensa. Saya nunggu dari siang sampai sore untuk dapetin momen yang pas, sampai akhirnya tertangkap interaksi yang lucu ini. Semoga foto saya dapat menginspirasi pelestarian hewan cantik ini.”
Empat kategori dikompetisikan dalam IAPVC 2023, termasuk Photo Story, Endangered Animal, General Wildlife, dan Social Media Contest. Tahun ini peserta bisa menyumbang kecakapannya dalam membuat video singkat menceritakan keunikan satwa dan habitatnya. Para pemenang kompetisi akan mendapatkan hadiah menarik dari CANON Indonesia dan uang tunai dengan total ratusan juta Rupiah. Salah satu hadiahnya adalah kamera CANON EOS R7 Bodi yang mampu membidik hingga 30 frame per detik dengan panjang fokus 1,6x sekaligus mempertahankan resolusi sebesar 32,5 megapiksel, cocok untuk penggemar fotografi satwa maupun umum. (*)