MerahPutih.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap lebih dari 50 persen sekolah di Indonesia, letaknya risiko terkena bencana.
Hal itu diungkap Deputi Sistem dan Strategi Badan Nasional BNPB, Raditya Jati saat meresmikan Ruang Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kebencanaan Provinsi DKI Jakarta yang berlokasi di Gedung Disgulkarmat DKI, Jakarta Pusat, Kamis (28/12).
Baca Juga:
Sebulan Gempa Cianjur, Anak-Anak Butuh Penanganan Psikologis
"Dari 479 ribu sekolah di Indonesia, itu 75 persen berada di kawasan risiko sedang dan tinggi terhadap ancaman bencana. Di antaranya juga adalah gempa bumi, banjir, tanah longsor dan seterusnya," ujar Raditya.
Raditya menuturkan, bahwa BNPB bersama Kemendikbud sejak 2012 telah mempunyai program Safe School atau satuan pendidikan aman bencana. Dalam program tersebut ada 3 pilar yang ditetapkan bersama Kemendikbud.
"Pilar pertama terkait infrastruktur dan sarana prasarana sekolahnya, kedua terkait manajemen bencana termasuk memahami risiko apa saja yang ada di sekitar sekolah, ketiga melakukan simulasi sesuai ancaman di sekolah masing masing," ungkapnya.
Baca Juga:
Raditya menyampaikan apresiasi atas hadirnya inovasi pelayanan publik berupa Ruang KIE Kebencanaan Provinsi DKI Jakarta.
Menurut dia, Ruang KIE Kebencanaan DKI merupalan suatu inovasi yang arahnya menjadikan Indonesia menuju bangsa yang tangguh terhadap bencana.
"Salah satu lompatan yang harus kita lakukan dengan edukasi dan literasi kebencanaan. Ini salah satu yang diinisiasi oleh Pemprov DKI Jakarta karena tantangan kita ke depan adalah masalah edukasi ke generasi yang akan datang," terangnya. (Asp)
Baca Juga:
Anggota DPR Minta KPK Usut Dugaan Penyelewangan Bantuan Gempa Cianjur