6 Besar Pilihan Juri Stay Action di Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 02 Juni 2023
6 Besar Pilihan Juri Stay Action di Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023
Kompetisi Desain Motif Batik Lasem umumkan 6 finalis. (foto: Instagram @kabaridarirembang)

SETELAH resmi bergulir pada April 2023, Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023 memasuki babak baru. Enam peserta terbaik pilihan juri akan melangkah dan stay action ke tahap berikutnya.

Kegiatan yang digelar Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Tengah dan Yayasan Lasem Heritage ini mendapat sambutan antusias dari peserta yang mayoritas merupakan pembatik di Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, hingga Sumatra Barat. Sebanyak 119 pendaftar nama perorangan atau kelompok tercatat pada kompetisi ini.

BACA JUGA:

Kabari dari Rembang Gelar Kompetisi Desain Motif Batik Lasem

Pada 23 Mei, telah diumumkan enam besar hasil seleksi dewan juri, yakni Dessy Riana (Yogyakarta), Eko Cahyo (Yogyakarta), Kelompok Abiproya (Surabaya), Kelompok Nawasena (Lasem), Kelompok Linggi (Lasem), dan Kelompok Gantari (Lasem).

Keenam peserta yang terpilih ini akan stay action di tahap berikutnya, yaitu perwujudan karya dan mengaplikasikan rencana desain pada kain. Kegiatan perwujudan kain ini akan melibatkan rumah batik di Lasem apabila peserta merupakan desainer yang berasal dari luar Lasem.

“Batik menjadi bagian olah rasa bagi saya. Lomba ini menjadi menarik bagi saya untuk mengulik dan mengeksplorasi khasanah batik Lasem. Selain itu, ini juga tentang sumber referensi, mendapatkan suasana Lasem yang sebenarnya, melihat Lasem dari ‘jauh’, karena secara pribadi belum pernah menginjakkan kaki ke Lasem,” ujar salah seorang peserta nan terpilih Eko Cahyo dalam keterangan pers yang diterima Merahputih.com.

Eko yang berprofesi sebagai arsitek ini mengungkapkan membuat inovasi dalam konsep dan desain yang harapannya fresh, ringan, bermanfaat, dan dapat dikembangkan masyarakat Lasem menjadi ide dalam karyanya. Ia mengaku senang terpilih untuk tahapan selanjutnya. “Deg-degan juga karena waktunya yang cukup padat. Semoga semua finalis dapat menghasilkan prototipe yang optimal,” imbuhnya.

Ketua Penyelenggara Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023 Ernitha mengatakan seleksi yang dilakukan juri untuk memilih finalis sangat ketat. Karya yang masuk berupa konsep dan gambar desain sangat beragam. Meski demikian, juri akhirnya mengerucut pada beberapa karya yang sesuai dengan persyaratan. “Karya wajib menggunakan warisan budaya Lasem sebagai inspirasi karya, menjelaskan konsep karya, memberikan penjelasan rancangan komposisi motif dan warna, termasuk menentukan target pasar karya dan rencana implementasi desain pada produk turunan,” jelas Ernitha.

BACA JUGA:

Inovasi Batik Kidang Mas Lasem, Tawarkan Warna Pastel hingga Kolaborasi Metaverse

Lebih jauh ia mengungkapkan bahwa indikator penjurian cukup lengkap, tidak hanya melulu soal desain motif, tapi juga memperhatikan aspek fungsi dan bisnis. “Ya, selain estetikanya, kami juga menilai sisi lain mulai dari aspek fungsi, pasar, dan bisnis. Kami menegaskan karya yang direncanakan harus punya akar dan identitas batik Lasem,” katanya. Dalam kompetisi ini, karya yang dihasilkan dibatasi hanya diimplementasikan dalam bentuk kain panjang, sarung atau tokwi. Menurut Ernitha, itu merupakan tiga karya adiluhung kain batik Lasem. “Singkatnya, kembali klasik agar kenal akar budaya batik Lasem dulu, baru berkembang ke modern dan kontemporer,” pungkasnya.

Hal itu sesuai dengan semangat kompetisi untuk merevitalisasi desain motif batik Lasem dengan menggunakan inspirasi budaya dan menggali akar batik Lasem yang memiliki sejarah panjang sebagai batik pesisir serta tenar di beberapa negara tetangga pada akhir abad 19 hingga pertengahan abad 20.

batik lasem
Peserta diharuskan membuat kreasi motif hingga rencana pasar. (foto: Merahputih.com/Dwi Astarini)

Di sisi lain, tim juri seleksi mengakui proses penjurian berlangsung cukup panjang. “Hampir satu minggu penjuriannya. Sulit memilih yang terbaik dari desain-desain yang masuk. Kami melihat beberapa kriteria, yaitu konsep, komposisi motif dan warna, rencana pengaplikasiannya pada kain, serta kemungkinan desain tersebut dapat dibuat dalam waktu singkat sesuai tenggat kompetisi,” jelas anggota dewan juri Yahya Adi Sutikno dari White Peony Art Batik.

“Kriteria yang kami buat cukup lengkap, mulai dari unsur desain seperti komunikasi visual, keserasian komposisi motif dan warna, bahkan kami juga melihat aspek ‘kebernapasan’ ruang dalam desain motif yang direncanakan peserta. Kami melihat holistik, seperti melihat proposal pitch deck,” imbuh anggota dewan juri lainnya, Adityayoga, ahli komunikasi visual dari Institut Kesenian Jakarta.

Kompetisi desain batik Lasem ini memang berbeda karena mengharuskan peserta membuat konsep desain hingga perwujudan motif nan diharapkan dapat diserap pasar, bahkan hingga diproduksi ulang.

"Dalam perwujudan karya, peserta yang terpilih masuk enam besar akan stay action membuat kain bekerja sama dengan rumah batik di Lasem. Semoga kelak banyak kolaborasi kreatif terjadi di Lasem. Hasil karyanya juga harus mampu melihat kebutuhan pasar serta berbagai peluang,” tutup Ernitha.(dwi)

BACA JUGA:

6 Destinasi Wisata Unik dan Melegenda di Lasem

#Lasem #Wisata Lasem #JUNI SEBANGSA STAYACTION
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan