MerahPutih.com - Banjir yang melanda Libya sedikitnya membuat 6.000 orang tewas dan ribuan lainnya masih hilang.
Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis mengumumkan dana darurat sebesar USD 10 juta (sekitar Rp 153 miliar) untuk Libya.
Baca Juga:
Kemenag Minta Umat Islam Salat Gaib untuk Korban Bencana Alam Maroko dan Libya
"Saya segera mengucurkan USD 10 juta dari dana darurat PBB, CERF, dan pengajuan bantuan tambahan sedang diupayakan," kata Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths.
"Memberikan pasokan penyelamat nyawa bagi masyarakat, mencegah krisis kesehatan sekunder serta mengembalikan keadaan normal segera harus menyingkirkan kekhawatiran lainnya pada masa sulit yang hadapi Libya ini," kata Griffiths.
Dia menghargai negara tetangga Libya dan negara lainnya yang telah mengambil tindakan dan menerjunkan tim SAR, dokter dan memberikan pasokan.
Indonesia siap mengirimkan bantuan untuk korban bencana di Libya dan Maroko jika diminta oleh kedua negara itu.
"Kalau sudah ada permintaan, pasti kita berikan. Indonesia punya tradisi selalu termasuk negara pertama yang membantu saudara-saudara, sahabat kita," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal.
Sejauh ini pemerintah Maroko belum membuka diri untuk menerima bantuan asing kecuali dari beberapa negara yang secara khusus telah diminta oleh negara yang dilanda gempa bumi bermagnitudo 6,8 itu.
Sementara pemerintah Libya secara resmi masih berkomunikasi dengan KBRI Tripoli terkait bantuan bagi korban banjir dahsyat yang menewaskan sedikitnya 6.000 korban dan menyebabkan ribuan orang hilang. (*)
Baca Juga:
Ribuan Orang Meninggal dan Hilang di Libya, Bantuan Kemanusian Segera Berdatangan