MEMANFAATKAN trading mata uang asing selama masa-masa sulit di pasar keuangan bisa jadi lebih menguntungkan daripada tipe investasi lain yang sifatnya lebih tradisional. Trading forex bisa jadi salah satu cara yang kamu lakukan untuk melindungi dana dan menghadapi pergolakan di pasar keuangan.
Di masa krisis, broker forex besar secara umum menawarkan trading contract for differences (CFD) yang jauh lebih terjangkau daripada kebanyakan kontrak keuangan derivatif. Selain itu, CFD biasanya mengimplikasikan adanya leverage yang relatif tinggi sehingga trader dapat menggunakan modal yang lebih besar untuk membuka order. Komisi rendah untuk trade long maupun short makin menambah daya tarik kontrak tersebut pada masa krisis.
BACA JUGA:
Dengan mempertimbangkan semua kelebihan trading forex, pakar OctaFX, broker internasional yang menyediakan layanan trading online di seluruh dunia sejak 2011, membagikan lima tips untuk mengamankan dan memperbesar modal selama masa-masa tidak menentu. Tentunya, kamu bisa tetap tenang dalam prosesnya.
1. Buka order short ketika pasar jatuh
Tidak ada kesempatan yang lebih baik untuk membuka order short selain ketika segalanya anjlok. Selama krisis keuangan, para investor yang ingin melindungi portofolio mereka beramai-ramai memilih instrumen berisiko rendah. Nilai portofolio itu cenderung bertahan atau bahkan mengungguli pasar lain. Selain itu, nilai aset-aset yang disebut sebagai safe haven, seperti emas, dolar AS, dan franc Swiss, melonjak. Sementara itu, instrumen keuangan lain yang lebih berisiko umumnya menurun tajam.
Ketika pasar jatuh, trader dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan membuka order short pada aset yang nilainya turun. Di antara instrumen tersebut biasanya yakni saham karena tidak semua perusahaan mampu bertahan dari krisis. Jika kamu memutuskan untuk membuka posisi short pada saham tertentu setelah melakukan riset dan analisis yang diperlukan, kamu mungkin akan menghasilkan profit yang cukup besar.

2. Buka posisi long selama pemulihan pasar
Ingat bahwa pergolakan pasar tidak berlangsung selamanya. Posisi long selama krisis atau resesi umumnya tidak dianjurkan. Meski demikian, ini bisa sangat menguntungkan ketika pasar sudah 'mencapai titik rendahnya'. Selama rebound, ketika banyak instrumen keuangan ada di poin terendah, trader membuka order long dengan harapan akan menghasilkan keuntungan maksimal saat pasar dalam pemulihan.
Tugas terberat di sini yaitu menghitung titik rendah itu dengan tepat karena titik rendah yang sifatnya palsu bukan hal baru di pasar.
3. Gunakan strategi lindung nilai forex
Untuk melindungi dana dari pergerakan pasar yang tidak diinginkan di pasar forex, trader kerap kali menggunakan strategi lindung nilai. Strategi lindung nilai yaitu membuka order pada pasangan mata uang yang saling berkorelasi dengan arah berbeda. Korelasi mengacu pada kecenderungan dua pasangan mata uang untuk bergerak ke arah yang sama. Sebagai contoh, EURUSD dan GBPUSD berkorelasi positif, keduanya cenderung bergerak ke arah yang sama. Sebaliknya, EURUSD dan USDCHF berkorelasi negatif, dengan gerakan yang berkebalikan.
Membuka order satu arah untuk pasangan yang berkorelasi negatif dan berbeda arah untuk pasangan yang berkorelasi positif akan menyediakan lindung nilai dan perlindungan dari pergerakan pasar yang tajam.
BACA JUGA:
4. Kendalikan emosi (jangan panik)
Tak bisa dimungkiri sulit untuk tidak terbawa emosi selama resesi dan krisis keuangan yang bergejolak. Pasar penuh dengan ketakutan dan kecemasan. Itu wajar. Oleh karena itu, kemampuan untuk bertindak dengan stabil dan berpikir jernih sangatlah penting.
Hindari tindakan impulsif atau menyerah pada rasa takut. Ikuti rencana trading kamu meskipun itu berarti menahan posisi merugi untuk sementara. Pada akhirnya, pasar akan rebound. Disiplin juga dapat membantumu bertahan dari gejolak pasar.
Salah satu cara yang dapat membantu menghilangkan emosi negatif yakni dengan membatasi asupan informasi. Saring sumber informasimu dan batasi paparan media yang sensasional. Fokuslah pada analisis berbasis data dan berkualitas tinggi yang dapat mendukung keputusan trading, bukan malah menambah keraguan.

5. Terapkan teknik manajemen risiko
Strategi trading yang jelas akan membantumu berfokus pada tujuan dan mencegah keputusan impulsif. Rencana trading harus meliputi titik masuk dan keluar yang jelas, teknik manajemen risiko yang akan digunakan, serta jadwal trading sesuai dengan timeframe dan instrumen pilihan.
Sebelum mencoba memaksimalkan profit, pastikan modal trading kamu terlindungi. Aturan dasarnya yakni jangan menggunakan lebih dari 4 persen dari modal dalam sekali trade dan jaga agar kerugian maksimal 25 persen per trade.(*)
BACA JUGA:
Studi Tiger Brokers: Investor Indonesia Akan Fokus ke Saham Lokal