INSIDEN di pertandingan sepak bola bukan barang baru, sejumlah pertandingan sepak bola di berbagai belahan dunia sudah pernah menewaskan puluhan bahkan ratusan korban jiwa. Seperti yang juga baru-baru ini terjadi di Stadion Kanjuruhan, pada pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya.
Kejadian itu hingga kini telah mencatatkan sebanyak 174 korban jiwa, menjadi yang terparah kedua di dunia setelah Tragedi Estadio Nacional, Lima, Peru, pada 1964 silam. Belum diketahui jelas kronologi kejadian Tragedi Kanjuruhan, namun berikut adalah lima pertandingan sepak bola lainnya yang paling mematikan sepanjang sejarah.
Baca juga:
Kapolri ke Malang Percepat Tangani Tragedi Kanjuruhan
1. Tragedi Estadio Nacional, Lima, Peru (1964)

Dalam sejarah sepak bola, tragedi yang terjadi di Peru itu menjadi yang terburuk sepanjang masa. Pasalnya, sebanyak 328 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara 500 lainnya dinyatakan luka-luka pada saat itu. Ironi, kronologinya mirip dengan yang terjadi pada Tragedi Kanjuruhan.
Saat itu, wasit mengambil keputusan kontroversial, mengundang amarah suporter tim tuan rumah, dan memaksa mereka masuk ke lapangan. Petugas kepolisian kemudian menembakkan gas air mata hingga kericuhan malah semakin menjadi-jadi. Kebanyakan korban menderita pendarahan internal akibat terbentur daun jendela baja yang mengarah ke jalan.
2. Tragedi Accra Sports' Stadium (2001)

Dua tim sepak bola paling sukses di Ghana bermain hari itu, Accra Hearts of Oak dan Asante Kotoko. Tragedi ini terjadi pada 9 Mei 2001, di mana sebanyak 126 penonton tewas hari itu akibat suporter Asante Kotoko tak terima dengan kekalahan yang terjadi, hingga melempar kursi ke arah lapangan.
Polisi yang berjaga merespons dengan menembakkan gas air mata ke kerumunan penonton. Namun, penonton malah panik, berhamburan dan berdesakan keluar stadion hingga menimbulkan korban jiwa. Kebanyakan korban meninggal dunia akibat terjepit penonton lain dan beberapa meregang nyawa karena tak bisa bernapas.
3. Tragedi Hillsborough (1989)

Tragedi ini adalah yang paling buruk sepanjang sejarah sepak bola Inggris, sebanyak 96 orang dinyatakan meninggal dunia saat itu akibat saling berjejalan pada 15 April 1989. Seluruh korban jiwa saat itu adalah pendukung klub Liverpool, saat menyaksikan tim kebanggan mereka bermain di laga semifinal Piala FA.
Namun, penyebabnya kali ini bukan karena gas air mata. Melainkan, karena kelalaian pihak kepolisian dan kesalahan pemberitaan oleh The Sun, hingga terjadi boikot terhadap The Sun dengan slogan 'Don't Buy The Sun'. Kemudian PM Inggris David Cameron menyatakan permintaan maafnya kepada para keluarga korban.
Baca juga:
BPBD Jawa Timur Sebut Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan 174 Orang
4. Tragedi Mateo Flores National Stadium (1995)

Terjadi pada 1996, tepatnya di Stadion Nasional Mateo Flores yang mempertemukan Timnas Guatemala dengan Timnas Kosta Rika. Saat itu terjadi penumpukan suporter yang mencoba masuk ke dalam stadion, hingga penonton bersesakan memenuhi tribun.
Diduga para suporter membeli tiket palsu dari calo, sehingga terjadi pembludakan penonton yang melebihi kapasitas stadion. Akibat dari kejadian itu, sebanyak 80 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara 180 lainnya diketahui luka-luka.
5. Tragedi Port Said Stadium (2012)

Kerusuhan Stadion Port Said adalah serangan masal yang terjadi pada 1 Februari 2012, di mana tim sepak bola Al-Masry bertemu dengan tim Al-Ahly. Tercatat saat itu sebanyak 79 orang tewas akibat kerusuhan, sementara 1.000 lainnya dinyatakan terluka.
Penyebabnya ialah ribuan suporter Al-Masry yang menyerbu lapangan, setelah tim kebanggaan mereka itu justru menang 3-1 atas Al-Ahly. Pendukung Al-Masry menyerang pendukung Al-Ahly menggunakan pisau, pedang, botol, dan petasan sebagai senjata. (waf)
Baca juga:
Gas Air Mata Disebut Bikin Kepanikan Massal di Tragedi Kanjuruhan