ORANGTUA memiliki kewajiban penuh untuk menjamin segala kebutuhan dan kebahagiaan si kecil sejak lahir hingga menginjak usia dewasa.
Bahkan dari dalam kandungan pun anak memilik hak untuk mendapatkan nutrisi terbaik, rasa aman, dan nyaman sampai ia lahir ke dunia. Kata orang, memberikan anak rasa nyaman dan kebahagiaan penuh hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kondisi finansial tercukupi. Masa sih?
Menurut Time, ada satu hal penting selain memenuhi kebutuhan finansial anak yang justru masih sering diabaikan oleh orangtua, yaitu memenuhi kebutuhan emosional si kecil. "Anak-anak yang lebih bahagia kemungkinan besar akan menjadi orang dewasa yang sukses dan berprestasi," tulis time.com.
Saking sibuknya mencari nafkah, kebanyakan orangtua akhirnya mengabaikan perasaan anak. Orangtua pikir, memenuhi kebutuhan finansial seperti sekolah, sandang, dan pangan saja sudah cukup. Anak tidak berhak menuntut yang lain-lain, pikirnya.
Memang sih merawat anak hingga dewasa membutuhkan uang yang banyak, tapi jangan sampai orangtua lupa menjamin kebahagiaan anak melalui hal-hal di bawah ini.
Baca juga:
Orangtua, Jangan Sampai Lakukan Emotional Incest kepada Anak

1. Menjadi Orangtua yang Bahagia
Menjadi orangtua yang tetap waras dan bahagia adalah kunci utama kebahagiaan anak. Apakah kamu tahu? Sejak dalam kandungan pun, si kecil bisa merasakan isi hati kedua orangtuanya.
Jika kamu selalu memperjuangan kebahagiaanmu, anakmu juga akan ikut merasa bahagia. Pentingnya komunikasi yang sehat serta kompaknya suami istri dalam membina rumah tangga secara langsung memberikan kebahagiaan dalam hati sang anak.
Meskipun suami istri pasti bertengkar mengenai satu dan dua hal, hindari bertengkar di depan anak apalagi meminta pembelaan.
2. Menjadi Pasangan Suami Istri yang Mesra
Kata siapa kompak soal finansial dan mendidik anak cukup untuk menjamin kebahagiaan anak? Poin kedua ini justru paling sering dilupakan orangtua.
Orangtua yang saling menyayangi dan mesra dapat berpengaruh bagi masa depan si kecil. Rasa cinta di dalam hati suami istri harus selau dipupuk karena pada akhirnya ketika anak sudah dewasa, kamu akan kembali berdua saja dengan pasangan.
Serupa kala dahulu baru memulai rumah tangga. Mesra di depan anak-anak bukan hanya akan membuat mereka bahagia, tetapi juga menjadi barometer mereka dalam mencari pasangan hidup kelak.
3. Membekali Anak dengan Optimisme dan Realisme
Banyak orangtua terlalu ambisius. Anaknya harus selalu mendapatkan ranking satu di kelas dan harus memenangkan berbagai lomba non-akademik sebagai sekadar pelengkap lemari penghargaan.
Ambisi ini seringkali tidak memikirkan minat apalagi potensi terpendam si kecil. Yang dipikirkan hanyalah agar orangtua bisa memamerkan anak-anaknya kepada orangtua lain.
Padahal salah satu hal paling penting sebagai bekal anak agar bisa hidup berjuang di tengah banyaknya saingan ketika sudah dewasa adalah pola pikir optimistis dan realistis.
Optimistis artinya membekali anak dengan buah pikir selama mereka berjuang, kesempatan emas akan selalu datang. Namun, hidup tetap harus realistis agar ketika gagal dan merasa kesempatan belum juga datang, anak akan berpikir bahwa memang belum waktunya saja ia mendapatkan kesempatan emas.
Jadi, ia harus tetap berjuang demi masa depannya dengan tenang dan tetap berpikir optimis serta realistis.
Baca juga:

4. Membiarkan Anak Kenal Emosinya
Hayo ngaku ayah bunda… Siapa di sini yang sering banget melarang anaknya untuk rewel? Nangis dikit dimarahin. Rewel dikit diomelin. Ayah bunda… anak sejatinya merupakan kertas kosong yang perlu kita tulis dengan kata-kata indah.
Artinya, anak kecil belum bisa memahami perasaannya sendiri. Jadi, alih-alih langsung menghukum anak ketika tantrum, biarkan saja sejenak untuk ia bisa mengenal emosinya. Baru ketika anak sudah merasa tenang, tanyakan apa yang sebenarnya mengganggu hatinya.
Dengan begitu anak, akan tumbuh sebagai orang yang percaya diri dengan dirinya dan kondisi emosionalnya plus anak bisa mengontrol emosinya ketika berinteraksi dengan orang lain.
5. Menghabiskan Waktu Bicara dari Hati ke Hati
Materi memang sangat penting untuk menunjang pendidikan si kecil. Tak hanya itu, membesarkan anak memang harus punya banyak pemasukan agar gizi terpenuhi sehingga kesehatan terjamin.
Namun, apakah memenuhi kebutuhan finansialnya saja sudah cukup? Tentu saja tidak. Ayah bunda wajib hadir sebagai sosok orangtua yang sesungguhnya di dalam kehidupan anak.
Perbanyak sesi curhat setiap hari selepas bekerja dan sepulangnya anak dari sekolah atau tempat les. Habiskan akhir pekan dengan bercengkerama, bermain, atau sekadar wisata kuliner bersama anak. (Mar)
Baca juga:
Kenali Manfaat Nutrisi Esensial untuk Tumbuh Kembang si Kecil