5 Kisah Haru Alexis Sanchez: Dari Tukang Cuci Mobil dan Salto Demi Rp 2 Ribu

Thomas KukuhThomas Kukuh - Selasa, 23 Januari 2018
5 Kisah Haru Alexis Sanchez: Dari Tukang Cuci Mobil dan Salto Demi Rp 2 Ribu
Alexis Sanchez saat di Arsenal. (Metro.co.uk)

MerahPutih.com - Dia bernama asli Alexis Alejandro Sanchez. Kini dia sangat populer dengan nama Alexis Sanchez. Ya, nama itu belakangan begitu ramai dibicarakan dalam bursa transfer Januari. Hingga akhirnya, penggawa Arsenal itu resmi berlabuh ke Old Trafford untuk memperkuat Manchester United.

Pemain 29 tahun tersebut dikontrak hingga akhir musim 2021-2022. Kabarnya, Alexis Sanchez mendapat gaji sebesar 500 ribu poundsterling atau setara dengan Rp 9,3 miliar per minggu di Manchester United.

Alexis Sanchez didatangkan dengan bebas transfer. Dia ditukar dengan Henrikh Mkhitaryan.

Sanchez adalah salah satu penyerang paling berbahaya di dunia. Namun perjalanan karier Sanchez hingga pencapaian saat ini sejatinya tak semudah membalikkan telapak tangan. Pemain Chile itu harus berjuang dengan keringat darah hingga menjadi pesepak bola profesional.

Berikut kisah mengharukan di balik sosok Alexis Sanchez:

1. Menjadi Tukang Cuci Mobil dan Salto Demi Uang Rp 2 Ribu

Alexis Sanchez
Alexis Sanchez ketika membela timnas Chile. (FTB 90)

Alexis Sanchez lahir di sebuah kota kecil di Chile bernama Tocopilla pada tanggal 19 Desember 1988. Alexis Sanchez merupakan anak pesisir, mengingat Tocopilla adalah sebuah kota kecil di pesisir pantai negara Chile.

Ia sangat menggemari sepak bola sejak kecil. Namun apa daya, lahir dari keluarga kurang berada membuat Alexis Sanchez membagi waktu antara bermain sepak bola dan membantu menghidupi keluarganya.

Saat berumur 10 tahun, ia pernah bekerja sebagai tukang cuci mobil. Alexis Sanchez melakukan itu untuk membantu orang tuanya.

"Saya dulu mencari uang dengan menjadi tukang cuci mobil. Bahkan saya baru bisa memliki sepatu bola pertama saya setelah ibu saya bertemu dengan pemerintah kota setempat,'' kenang Alexis Sanchez seperti dikutip Metro.

2. Rela Salto Demi Rp 2 Ribu

Alexis Sanchez
Alexis Sanchez saat membela Udinese. (Sky Sport)

Bahkan, Alexis Sanchez rela menjadi bahan pertunjukkan masyarakat Tocopilla demi menambah penghasilannya. Dia rela melakukan trik salto. Satu trik salto dihadiahi oleh masyarakat dengan uang sebesar Rp 2 ribu rupiah.

''Saat saya anak-anak, kadang ada beberapa orang yang menyuruh saya untuk melakukan trik salto. Saya rela melakukannya demi uang 2 ribu rupiah,'' ucap Alexis Sanchez.

3. Bermain di Jalananan dengan Kaki Telanjang

Alexis Sanchez
Alexis Sanchez ketika membela Udinese. (Goal.com)

Dahulu, Alexis Sanchez bermain bola hanya di lapangan minim. Lapangan yang berada di pinggir jalan, dengan alas kaki telanjang, sebelum mendapat sepatu dari pemerintah Kota Tocopilla.

4. Bermain Sebagai Kiper di Penjara

Alexis Sanchez
Alexis Sanchez saat membawa timnas Chile menjadi juara Copa America 2016 dan jadi pemain terbaik. (Metro.co.uk)

Tak hanya di pinggir jalan, Alexis Sanchez rela bermain di penjara Kota Tocopilla. Saat itu, posisinya bukan sebagai penyerang sayap, seperti saat ini. Ia dahulu menjadi kiper.

"Suatu ketika saya pernah bermain di turnamen dan awalnya saya harus menjadi kiper. Saya senang-senang saja asalkan bisa main. Saya senantiasa bermain dengan orang yang lebih tua, banyak dari mereka yang saya kagumi kemampuan saya," ucap Alexis Sanchez, dikutip dari ESPN.

"Saya juga rutin pergi ke penjara setempat untuk bermain. Kami bermain di lapangan tanah di sana dan saya main jadi kiper," tambahnya.


5. Perjalanan Karier yang Selalu Dipinjam-pinjamkan

Alexis Sanchez saat berseragam Barcelona. (Sky Sports)

Pada umur 16 tahun, Alexis Sanchez akhirnya menjalani karier profesionalnya sebagai pesepak bola. Ia bergabung dengan klub kota kelahirannya, Cobreloa. Di musim pertamanya, ia mencetak tiga gol dari 35 kali tampil di Liga Chile.

Setelah itu, performa Alexis Sanchez menanjak dengan membuat 9 gol dari 12 kali tampil di Torneo Apertura Liga Chile. Ia pun mendapat tawaran bergabung dengan klub Serie A Italia, Udinese.

Ia direkrut Udinese dengan mahar 3 juta euro atau setara dengan Rp 48 miliar. Namun, ia dipinjamkan terlebih dahulu ke klub elite Chile, Colo Colo.

Akan tetapi, Alexis Sanchez gagal menujukkan performa terbaiknya. Ia kemudian dipinjamkan ke klub elite Argentina, River Plate, pada Agustus 2007.

Di sana, Alexis Sanchez berkembang. Ia pun dipanggil untuk bergabung bersama timnas Chile di Piala Dunia U-20 tahun 2007. Arturo Vidal, Gary Medel dan Mauricio Isla adalah teman se-angkatannya di timnas Chile Piala Dunia U-20. Ia pun berhasil mengantarkan La Roja menempati peringkat ketiga terbaik.

Alexis Sanchez akhirnya dipanggil memperkuat Udinese pada musim 2008-2009. Alexis Sanchez ketika itu masih jadi pelapis Antonio Di Natale dan Fabio Quagriella. Ia hanya mencatatkan tiga gol dari 43 penampilannya.

Ia pun menghuni skuat starting eleven Udinese, seiring kepindahan Quagriella ke Napoli pada musim berikutnya. Alexis Sanchez menorehkan enam gol dari 36 laga.

Namun, di level timnas Chile, Alexis Sanchez menjelma sebagai predator. Ia menorehkan tujuh gol dari 18 laga, sekaligus mengantarkan La Roja masuk ke Piala Dunia 2010. Ia mengantarkan Chile masuk ke babak 16 besar, namun tidak mampu mencetak satu gol pun, meski selalu menjadi starter.

Setelah itu, Alexis Sanchez mampu menunjukkan kualitasnya dengan mencetak 12 gol. Ia mengantarkan Udinese finis di posisi keempat klasemen akhir Serie A Italia musim 2010-2011.

Barcelona pun kepincut mendatangkan Alexis Sanchez. Dengan mahar 26 juta euro atau Rp 424 miliar, Alexis Sanchez resmi berlabuh di Barcelona pada musim 2011.

Di Barcelona, Alexis Sanchez makin berkembang. Ia menjadi pendamping Lionel Messi dan David Villa di posisi penyerang sayap. Alexis Sanchez membuat total 15 gol di berbagai kompetisi.

Semusim berselang, Alexis Sanchez berhasil mengantarkan Barcelona menjadi juara Liga Spanyol, dan turut menyumbangkan 8 gol. Lalu Alexis Sanchez membawa Barcelona meraih gelar juara Copa del Rey 2011-2012, Piala Super Spanyol 2011 dan 2013, Piala Super Eropa 2011, dan Piala Dunia Antarklub 2011.

Musim 2013-2014, performa Alexis Sanchez kembali meningkat dengan mencetak total 21 gol dalam semusim. Sayang, ia gagal membawa trofi satu pun untuk Barcelona.

Namun, ia mengatarkan timnas Chile di Piala Dunia 2014. Chile harus kandas dari tuan rumah Brasil melalui drama adu tendangan penalti.

alexis sanchez
Alexis Sanchez saat di Arsenal. (Metro.co.uk)

Musim 2014-2015, Arsenal membeli Alexis Sanchez dengan mahar 35 juta poundsterling atau setara Rp 625 miliar. Ia berhasil mengantarkan The Gunners menjadi juara Piala FA di musim perdananya.

Selanjutnya, ia menorehkan prestasi emas dengan mengantarkan Chile menjadi juara Copa America 2015 dan 2016. Alexis Sanchez membawa Chile mengalahkan Argentina dengan Lionel Messi-nya di dua final tersebut.

Alexis Sanchez terus menjelma menjadi andalan Arsenal. Ia kembali mengantarkan The Gunners menjadi juara Piala FA pada musim 2016-2017. Sebelumnya meraih FA Community Shield pada tahun 2014.

Merajut Mimpi Bersama United

Alexis Sanchez belum pernah meraih satu pun gelar bergengsi bersama Arsenal. Ia pun siap merajut mimpi bersama Manchester United. Dia mengaku siap mengeluarkan ambisinya meraih banyak gelar di The Red Devils.

"Saya percaya bahwa di klub ini (Manchester United) memungkinkan saya meraih segalanya," kata Alexis Sanchez, dilansir dari Twitter resmi Manchester United. (*/Tengku Sufiyanto)

#Alexis Sanchez #Arsenal
Bagikan
Ditulis Oleh

Thomas Kukuh

Bagikan