MerahPutih.com - Kasus gangguan ginjal akut yang menghebohkan beberapa waktu lalu kini kembali bergulir.
Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri menetapkan tersangka baru dalam kasus gagal ginjal akut anak.
"Kami menetapkan empat tersangka, perorangan yang kaitannya dengan korporasi juga," kata Dir Tipiter Bareskrim Polri Brigjen Pipit Rismanto di Jakarta Utara, Senin (30/1).
Baca Juga:
Kejagung Terima 3 SPDP dari 4 Tersangka Kasus Ginjal Akut
Keempat tersangka perorangan tersebut adalah, AIG selaku Direktur Utama CV APG, AS selaku Direktur CV APG, Direktur Utama CV Samudera Chemical; E alias Pidit, dan Direktur CV Samudera Chemical AR.
"Mereka ditangkap di wilayah Sukabumi pada 20 Januari 2023," ujar Pipit.
Dalam perkara ini, para tersangka dijerat Pasal 196 jo Pasal 98 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Subsidair Pasal 60 Angka 10 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja Perubahan Atas Pasal 197 Jo Pasal 106 Jo Pasal 201 ayat (1) dan/atau ayat (2) UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Lalu, Pasal 62 Ayat 1 Juncto Pasal 8 Ayat 3 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen jo Pasal 56 Ayat 2 KUHP.
CV Chemical sebelumnya sudah ditetapkan sebagai tersangka bersama empat perusahaan lainnya, yakni PT AF, PT TBK, CV APG, dan PT FJ.
"Jadi dalam perkara ini kami sudah mentersangkakan lima korporasi dan sudah menahan empat orang tersangka, termasuk dua orang yang buron," ucapnya.
Baca Juga:
Bos CV Chemical Samudera Kabur usai Ditetapkan jadi Tersangka Kasus Ginjal Akut
Langkah selanjutnya, kata Pipit, pihaknya segera melengkapi berkas perkara untuk dilimpahkan ke jaksa penuntut umum (JPU) agar kasus tersebut segera dibuktikan di persidangan.
Sebelumnya, Penyidik Dittipiditer Bareskrim Polri baru melimpahkan satu berkas perkara ke JPU Kejaksaan Agung atas tersangka korporasi PT Afi Farma Senin (16/1).
Ini merupakan pelimpahan yang kedua kalinya, setelah sebelumnya sempat dikembalikan karena dinyatakan belum lengkap.
Pipit menambahkan, pihaknya masih terus mengembangkan kasus gagal ginjal akut tersebut. Termasuk kemungkinan adanya tambahan tersangka baru, terkait adanya kelalaian dari fungsi pengawasan penggunaan bahan tambahan pada bahan baku obat.
Dalam perkara ini CV Samudera Anugerah diduga melakukan pengoplosan Propilen Glikol (PG), zat pelarut bahan baku obat, yang tercemar etilen glikol (EG) dan dietilan glikol ((DEG) melebihi ambang batas aman untuk dikonsumsi.
Seharusnya ambang batas cemaran EG/DEG itu 0,1 persen. Tapi, sembilan sampel drum yang ditemukan di CV Samudera Chemical terdeteksi kadarnya sampai 52 persen dan ada yang sampai 99 persen. Artinya, hampir 100 persen adalah kandungan EG/DEG. (Knu)
Baca Juga:
DPR Desak Kejagung Percepat Pengusutan Kasus Gangguan Ginjal Akut