4 Petinggi ACT Ditahan

Andika PratamaAndika Pratama - Sabtu, 30 Juli 2022
4 Petinggi ACT Ditahan
Tersangka Mantan Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin memasuki gedung Bareskrim sebelum diperiksa sebagai tersangka, Jumat (29/7). ANTARA FOTO/Reno Esnir

MerahPutih.com - Penyidik Bareskrim Polri langsung menahan empat petinggi lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang juga menjadi tersangka kasus dugaan penyelewengan dana masyarakat.

Penahanan empat tersangka ini dilakukan setelah mereka menjalani pemeriksaan dan ditemukan adanya upaya menghilangkan barang bukti.

Baca Juga

Pemprov DKI Segera Tentukan Nasib Izin Operasional ACT

"Penyidik memutuskan melakukan proses penahanan kepada empat tersangka tersebut, karena penyidik mengkhawatirkan adanya barang bukti yang dihilangkan," ucap Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan di Jakarta, Sabtu (30/7).

Menurut Whisnu, para tersangka terbukti mencoba menghilangkan barang bukti dengan cara memindahkan beberapa dokumen yang ada di Kantor ACT.

"Sehingga kekhawatiran penyidik, para tersangka tersebut akan menghilangkan barang bukti,” ujarnya.

Keputusan penahanan para tersangka dilakukan setelah penyidik melaksanakan gelar perkara.

Penahanan dilakukan selama 20 hari pertama di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Bareskrim Polri terhitung sejak tanggal 29 Juli sampai dengan 17 Agustus mendatang.

"Penahanan di Bareskrim selama 20 hari ke depan," ujarnya pula.

Baca Juga

Bareskrim Cekal Petinggi ACT

Dalam perkara ini, penyidik menemukan fakta, ACT selain mengelola dana dari Boeing sebesar Rp 103 miliar, juga mengelola dana donasi dari masyarakat sekitar Rp 2 triliun yang dikumpulkan dari periode 2005 sampai dengan 2020.

Kemudian para tersangka diduga menyelewengkan dana donasi senilai Rp 450 miliar dari periode 2015 sampai dengan 2022 untuk biaya operasional yayasan.

Empat tersangka, yakni mantan Presiden ACT Ahyudin, Ibnu Khajar selaku Presiden ACT, Hariyana Hermain yang merupakan salah satu pembina ACT dan memiliki jabatan tinggi lain di ACT, termasuk mengurusi keuangan. Lalu, Novariandi Imam Akbari selaku Ketua Dewan Pembina ACT.

Keempatnya dijerat pasal berlapis yakni Pasal 372 KUHP dan Pasal 374 KUHP dan Pasal 45 a ayat (1) juncto Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Para tersangka juga dijerat Pasal 170 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 sebagaimana telah diubah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan UU Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, Pasal 3,4 dan 6 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencucian Uang, dan Pasal 55 KUHP juncto Pasal 56 KUHP. (Knu)

Baca Juga

Bareskrim Periksa 4 Tersangka Kasus ACT Hari Ini

#Bareskrim
Bagikan
Bagikan