INDUSTRI busana (fesyen) menjadi salah satu penghasil mikroplastik di lautan. Mikroplastik adalah bahan yang memiliki kandungan berbahaya bagi kesehatan tubuh dan ekosistem makhluk hidup. Oleh sebab itu, industri fesyen dituntut beradaptasi sesuai kebutuhan yang menghendaki kelestarian lingkungan.
Tren thrifting atau membeli busana bekas layak pakai saat ini sedang digemari. Selain mendapatkan busana yang bagus dengan harga yang murah, thrifting juga dapat mengurangi sampah tekstil yang berlebihan.
Thrifting diikuti pula beberapa inovasi teknologi busana yang berfokus pada kemudahan konsumen industri ini untuk tetap menjaga lingkungan. Berikut ini inovasi-inovasi untuk menjadikan industri busana lebih ramah lingkungan yang dirangkum dari 3dlook.me, inc.com, dan techpacker.com
Baca juga:

Pakaian Virtual
Teknologi digital saat ini sangatlah diminati karena mampu untuk memberikan kemudahan. Saat ini banyak industri sudah memanfaatkan berbagai kemudahan dunia virtual. Industri busana tak mau ketinggalan.
Melalui teknologi ini, konsumen dapat mencoba pakaian secara virtual. Caranya dengan memasukkan informasi dasar kedalam aplikasi tertentu yang berhubungan dengan pakaian virtual. Data itu antara lain jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan. Kemudian aplikasi tersebut akan memvisualisasikan secara digital bagaimana pakaian yang akan kamu kenakan. Bahkan kamu juga dapat mengetahui kontur kain tersebut melalui layar.
Busana Daur Ulang
Plastik menjadi salah satu sampah yang masih sulit untuk ditangani. Hingga saat ini, ada 8,3 miliar ton plastik yang terdapat di dunia. Oleh sebab itu, salah satu perusahaan fesyen, Remeant, melakukan inovasi untuk melawan polusi plastik.
Mereka mengambil sampah plastik kemasan sekali pakai, terutama limbah industri dari pabrik, untuk diubah menjadi produk tekstil yang dapat digunakan. Beberapa inovasi mereka antara lain busana dan peralatan rumah tangga. Sementara perusahaan busana lainnya telah berhasil mengubah plastik sebagai benang.
Baca juga:

Bahan Tekstil dari Tanaman
Jika dulu kulit dan bulu merupakan bahan pembuat tekstil yang populer, sekarang dengan adanya teknologi telah ada bahan alternatifnya. Misalnya tekstil yang terbuat dari buah dan kulit yang terbuat dari kaktus. Ini membuat pakaian akan lebih mudah terurai jika sudah tak digunakan lagi.
Perpustakaan Tekstil Digital
Perkembangan pesat digitalisasi data membuat desainer dapat menemukan semua informasi menyangkut tekstil. Ada banyak perpustakaan dan sumber bacaan tentang tekstil yang meliputi sejarah, budaya, pola, motif, filosofi, dan teknologi tekstil dalam bentuk digital. Tantangan utamanya bukan lagi pada ketersediaan data, melainkan bagaimana memanfaatkan bahan digital tersebut untuk pengembangan industri busana yang lebih ramah lingkungan. (nab)
Baca juga:
Serat Bebas Emisi Karbon Jadi Primadona Fashion Ramah Lingkungan