NAMA Ellyas Pical ialah legenda dalam dunia tinju Indonesia. Petinju kelahiran Ullath, Saparua, Maluku Tengah, Maluku, pada 24 Maret 1960, ini menjadi yang pertama meraih gelar juara dunia tinju. Ia merebut gelar juara IBF kelas bantam junior (atau kelas super terbang) dari petinju Korea Chun Ju-do di Jakarta pada 3 Mei 1985.
Petinju yang akrab disapa Elly bertanding untuk perebutan juara dunia IBF kelas super terbang saat ia berusia 25 tahun. Saat itu, ia bertinjumenghadapi petinju Korea Selatan Chun Ju-do, yang notabene punya kans besar untuk menang. Dalam babak sebelumnya, Ju-do telah memenangi lima pertandingan.
Baca Juga:
Ali Sadikin, Dijuluki Gubernur Maksiat Karena Kramat Tunggak
Namun, Elly tidak gentar. Dengan bekal pelatihan selama enam bulan di bawah bimbingan Simson Tambunan, Elly naik ring dengan percaya diri. Ia bahkan tak butuh 15 ronde untuk memukul jatuh Ju-do.
Saat pertandingan memasuki ronde keempat, petinju Korsel tersebut terjungkal. Namun, ia masih mampu bangkit dengan memberikan sedikit perlawan. Hal itu dilakukan Ju-do untuk mengulur waktu juara Ellyas. Sebelum menyerah pada pertengahan ronde kedelapan, Ju-do sempat melayangkan hook kanan kepada Ellyas. Namun, Elly dengan sigap menghindar.

Sebagai balasan, Ellyas melayangkan hook kanannya. Namun, usaha tersebut gagal karena Ju-do berhasil menghindar. Tak lama berselang, Ellyas melayangkan hook kiri ke rahang Ju-do. Pukulan itu mendarat telak. Ju-do kembali mencium matras.
Wasit mulai menghitung hingga akhirnya Elly dinyatakan menang dengan technical knock out atau TKO. Pukulan telak itu membuatnya dijuluki media sebagai ‘The Exocet’. Julukan itu merujuk pada rudal buatan Prancis yang digunakan Inggris menyerang Argentina pada perang Melvinas 1982.
Meski menang gemilang di usia cukup muda, Elly nyatanya bukan berasal dari keluarga petinju. Ia justru mengambil jalan yang jauh berbeda karena mayoritas keluarganya merupakan musisi. Katertarikan Ellyas pada dunia tinju berawal dari menonton pertandingan tinju Muhammad Ali yang disiarkan oleh TVRI. Setelah itu, ia mulai menggeluti dunia tinju di usia 13 tahun. Sebagai petinju amatir ia sudah memenangkan berbagai penghargaan mulai dari tingkat kabupaten hingga Piala Presiden.
Karier profesionalnya di dunia tinju dimulai pada 19 Mei 1984 di Seoul, Korea Selatan. Dalam ajang yang digelar Oriental and Pacific Boxing Federation atau OPBF tersebut, Elly menumbangkan petinju Hi-yung Chung.

Kemenangannya sebagai juara dunia IBF pada 1985 masih bertahan untuk satu pertandingan. Gelar itu kemudian direbut Cesar Polanco. Namun, sabuk juaranya sempat copot ke tangan petinju Thailand, Khaosi Galaxy dalam pertandingan merebutkan gelar juara WBA.
Tarik ulur mempertahankan sabuk juara ini juga ia rasakan setelah berhasil mengalahkan petinju Korea Selatan, Tae Il Chang. Elly sempat mempertahankan sabuk juaranya setelah melewati tiga pertandingan. Namun, ia kalah ketika melawan petinju Kolombia, Juan Polo Perez, pada 14 November 1989.
Selama menggeluti tinju, Ellyas sudah mencatat rekor 26 pertandingan tinju dunia dengan mengantongi 20 kemenangan, 1 kali imbang, dan 5 kekalahan. Ia pensiun dari dunia tinju ketika usinya menginjak 32 tahun.(dwi)
Baca Juga: