3 Sektor Ekonomi di Dunia yang Paling Parah Terpengaruh COVID-19
SUDAH berjalan beberapa bulan sejak kasus pertama COVID-19. COVID-19 dinyatakan sebagai pandemik sehingga mengharuskan semua orang untuk tetap di rumah demi keamanan bersama. Terhentinya sebagian besar kegiatan sehari-hari pasti berpengaruh buruk pada seluruh sektor ekonomi di dunia.
Baik sektor primer yang memanfaatkan sumber daya alam (SDA), sektor sekunder yang mengolah SDA menjadi barang jadi. Kemudian sektor tersier yang menawarkan jasa, maupun sektor kuarterner yang menjadi menyedia jasa lewat ilmu pengetahuan dan keterampilan. Dilansir dari New York Post, berikut merupakan sektor yang paling parah terpengaruh virus Corona di seluruh dunia.
Baca juga:
1. Sektor energi merosot 45%
Salah satu perusahaan energi terbesar di dunia seperti Exxon dan Occidental Petroleum sangat merasakan dampak dari pandemi Corona. NY Post melaporkan bahwa saham Exxon turun sekitar 38% sejak pertengahan Februari sampai pertengahan Maret. Ini memaksa Exxon dan Occidental Petroleum harus memotong berbagai pengeluaran dan memotong dividen sebanyak 86% untuk bisa bertahan di tengah krisis ekonomi.
Baca juga:
Kedai Kopi Ini Bagi-Bagi Ratusan Gelas Kopi Ke Rumah Sakit Rujukan Corona
2. Keuangan dan perbankan merosot 33%
Pembayaran bunga atas pinjaman merupakan sumber utama pendapatan perbankan. Semakin tinggi suku bunga atau biaya atas pinjaman maka semakin tinggi juga keuntungan bank. Namun akibat COVID-19, terjadi penurunan suku bunga yang drastis. The Federal, Bank Sentral Amerika Serikat yang sangat mempengaruhi pasar modal di dunia menurunkan suka bunga pinjaman utamanya sebesar setengah poin untuk memerangi hambatan ekonomi.
Pada pertengahan Maret 2020, The Federal menyuntikkan dana USD 500 miliar ke pasar pinjaman jangka pendek untuk mengatasi gangguan di pasar keuangan. Tindakan ini dimaksudkan untuk menjaga pasar kredit, yang memastikan bahwa bank bisa terus memberikan pinjaman kepada pebisnis-pebisnis maupun peminjam lain.
Baca juga:
3. Perusahaan manufaktur
Sektor ekonomi sekunder yaitu para produsen yang mengolah SDA ini mengalami hantaman keras ditengah wabah Corona. Ingersoll Rand, perusahaan yang membuat berbagai produk industri minyak dan gas mengalami penurunan saham hampir 1/3 selama sebulan terakhir.
Pabrik-pabrik besar seperti Caterpillar dan Deere yang baru saja meraih kestabilan ekonomi akibat perang dagang antara dua raja perekonomian di dunia yaitu Tiongkok dan Amerika Serikat kini harus mengalami kerugian lagi akibat Corona. Dilansir dari New York Post, Caterpillar melaporkan bahwa mereka mengalami penurunan penjualan di seluruh dunia sampai 11% sampai akhir Februari 2020 lalu. (shn)
Baca juga:
4 Penyakit yang Berisiko Menyerang Milenial dan Generasi Z Gaul Jakarta