3 Poin Penting Reformasi Polri
MerahPutih.com - Kasus pembunuhan berencana Brigadi J menjadi ujian berat bagi Polri. Sebab, perkara ini melibatkan mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.
Selain Sambo, kasus ini juga menyeret sang istri, Putri Candrawathi dan anak buahnya yakni Bharada E, Bripka RR, dan sopir pribadi Sambo, Kuat Maruf.
Baca Juga
Terkait dengan kasus tersebut, aktivis hak asasi manusia (HAM) Haris Azhar membeberkan tiga poin penting agar terlaksananya reformasi di tubuh Polri pascamencuatnya kasus Ferdy Sambo.
"Leadershipnya diperkuat lalu pengawasannya diperbaiki, ya kita ungkap juga beberapa peristiwa yang besar-besar lah," ucap Haris dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Antara, Sabtu (27/8).
Direktur Eksekutif Lokataru Foundation itu menyebut penguatan jiwa kepemimpinan atau leadership menjadi kunci pertama di tubuh Polri agar mampu mengimplementasikan secara konkret agenda reformasi yang harus dijalankan.
"Agenda itu bisa ditulis dengan kata-kata, rumusan kalimat yang baik-baik tapi kalau enggak ada leadership susah," tutur Haris.
Baca Juga
Pemecatan Ferdy Sambo Jadi Pintu Masuk Jerat Pihak Lain
Kunci kedua, lanjutnya, perlunya penguatan peran lembaga-lembaga pengawas terhadap institusi Polri, terutama Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan DPR.
"Kalau KPK dan Ombudsman serta juga Komnas HAM dia post factum tunggu peristiwa, tapi kalau Kompolnas dan juga DPR saya pikir itu dia bisa berperan dipreventif," ucapnya.
Terakhir, katanya lagi, perlunya Polri mengungkap beberapa peristiwa besar sebagai bagian dari agenda reformasi tersebut.
"Menurut saya nyawanya Yoshua (Brigadir J) itu dia mungkin hilang nyawanya, tapi dia berkontribusi pada perbaikan institusi. Saya berharap seperti itu," pungkasnya. (*)
Baca Juga