3 Klenteng yang Layak Dikunjungi di Yogyakarta

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Senin, 23 Januari 2017
3 Klenteng yang Layak Dikunjungi di Yogyakarta
Klenteng Gondomanan atau Klenteng Fuk Ling Miau di Jalan Brig Katamso No 3, Gondomanan, Kota Yogyakarta. (MP/Fredy Wansyah)

Imlek tinggal menghitung hari. Semua umat Budha dan Konghucu akan merayakan sukacita di hari kebesarannya. Tak pelak, seperti momen hari besar agama lain, mereka yang beragama di luar Budha dan Konghucu pun terkena percikan perayaan. Paling tidak, menyaksikan dari balik layar TV.

Seiring momen Imlek, tak lengkap rasanya jalan-jalan tanpa mengikuti tren momentum tersebut. Jika jalan-jalan, tema vihara atau klenteng mungkin bisa menjadi pilihannya. Di Yogyakarta, ada beberapa vihara yang layak untuk jadi destinasi jalan-jalan.

Selain dapat mengetahui suasana perayaan Imlek, berkunjung ke vihara-vihara tersebut mungkin akan menambah wawasan sejarah dan tradisi budaya umat Budha dan Konghucu di Yogyakarta.

Merahputih.com merangkum, ada tiga vihara atau klenteng yang layak jadi tujuan jalan-jalan. Yuk, langsung simak saja ulasan tiga vihara destinasi di Yogyakarta.

Klenteng Pncowinatan atau Klenteng Zen Ling Gong, di Jalan Poncowinatan No. 16, Jetis, Kota Yogyakarta. (MP/Fredy Wansyah)

1. Poncowinatan

"Kelenteng Poncowinatan". Begitu plang namanya. Sebenarnya kelenteng ini bernama Kelenteng Zen Ling Gong. Namun, orang-orang biasa menyebut Kelenteng Poncowinatan, karena terletak di Jalan Poncowinatan No. 16, Jetis, Kota Yogyakarta, atau hanya 400 meter dari Tugu Pal Yogyakarta.

Usia klenteng ini sudah mencapai 130 tahun lebih, atau berdiri sekitar tahun 1880-an. Awal pendiriannya tidak terlepas dari peran Sri Sultan Hameng Kubuwono VII. Tanah pembangunannya menggunakan tanah kesultanan, seluas 2.000 meter persegi.

Di kelenteng ini terdapat 17 altar, dengan altar utama Kwan Kong berada di tengah dari 16 altar lainnya. Sementara posisi ke-16 altar berada di sekeliling bangunan. Di Kelenteng Poncowinatan, umat beribadah pada tanggal 1 dan tanggal 15, sesuai kalender China. Hingga saat ini, kelenteng ini masih menjadi pilihan utama umat yang berada di Yogyakarta.

Kelenteng Gondomanan ini diberi nam Fuk Ling Miau, di Jalan Brigjen Katamso No 3, Gondomanan, DI Yogyakarta (MP/Fredy Wansyah),

2. Gondomanan

Selain kelenteng di Poncowinatan, kelenteng Gondomanan juga berdiri gagah di Kota Yogyakarta. Letaknya persis di perempatan Gondomanan, Jalan Brigjen Katamso No 3, Gondomanan, Kota Yogyakarta.

Tanah kelenteng ini awalnya merupakan bentuk hadiah Sri Sultan HB VII kepada seorang perempuan. Klenteng Gondomanan didirikan di atas tanah seluas 1.150 meter persegi. Pada tahun 1907, pembangunan kelenteng dimulai Yap Ping, seorang mayor keturunan Tionghoa.

Kelenteng Gondomanan ini diberi nama Fuk Ling Miau. Kata "fuk" berarti berkah, kata "ling" berarti tak terhingga, dan kata "miau" berarti kuil. Dari pengartian itulah nama Fuk Ling Miau memiliki arti kuli pemberian berkah yang tiada tara. Namun, warga Yogyakarta lebih mengenal kelenteng ini dengan nama Kelenteng Gondomanan.

Bangunan kelenteng memiliki ornamen khas China dan Jawa. Umumnya ornamen bercorak China. Sementara corak Jawa terletak di dalam atap sumur. Kelenteng Gondomanan memiliki 14 dewa. Dewa sebagai tuan rumah kelenteng ini ialah Dewa Bumi Hok Ting Cin Sien.

Klenteng Pncowinatan atau Zen King Gong, yang pembangunannya tidak terlepas dari Awal pendiriannya tidak terlepas dari peran Sri Sultan Hameng Kubuwono VII. (MP/Fredy Wansyah)

3. Karangdjati

Vihara ini terkenal akan tempat meditasi atau menenangkan pikiran untuk mencapai ketenangan batin. Suasanya sangat nyaman dan asri. Berbeda dengan dua klenteng besar lainnya, yang berada di tengah keramaian, tempat ibadah ini justru jauh dari hiruk pikuk.

Vihara Karangdjati terletak di Jalan Monjali nomor 78, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Di sebelah utara tepat Pom Bensin Jalan Monjali ada sebuah gang tanah yang bila dituruti akan sampai di Vihara Karangdjati.

Di kanan kiri vihara adalah sawah dengan padi yang sedang tumbuh gemuk dan ada aliran sungai kecil melintas di samping sawah. Setiap Jumat pukul 19.00 diadakan meditasi bersama yang terbuka untuk kalangan non Budhis di Vihara Karangdjati.

Berita ini berdasarkan laporan Fredy Wansyah, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah DI Yogyakarta dan sekitarnya. Untuk membaca berita lain silakan klik Jelang Imlek, Pengunjung Klenteng Tien Kok Sie Solo Meningkat

#Klenteng Gondomanan #Vihara Karangdjati #Kelenteng Poncowinatan #Yogyakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan