PROGRAM Jameson Connects Indonesia kembali digelar yang kini bertajuk Sesi 2, dibuat oleh label musik deMajors Independent Music Industry (dIMI).
Label tersebut bekerja sama dengan Pernod Richard untuk mengkurasi lebih dari 400 band. Dari jumlah itu hanya menjadi tiga band saja yang sesuai dengan karakteristik Jameson.
Baca juga:
‘Jameson Connects Indonesia’ Jadi Wadah Baru untuk Musisi Indonesia

Ketiga band yang terpilih adalah Dirty Ass, The Jansen, dan Happiest Lokal. Masing-masing band membawakan lagu yaitu Sembah oleh Dirty Ass, Mereguk Anti Depresan Lagi oleh The Jansen, dan Fatamorasa oleh Happiest Lokal. Menurut David Tarigan dari deMajors bahwa ketiga band tersebut tidak datang dari Jakarta.
"Makanya ini bagus juga karena menjadi bukti bahwa tidak semuanya harus datang dari Jakarta atau tidak hanya dari Jakarta saja yang bisa terpilih," ungkapnya. David juga menjadi kurator terhadap 444 band dan menyeleksi hanya dalam waktu kurang dari tiga bulan saja.
Menurutnya setiap band yang terpilih memiliki kekuatan, karakter, potensi, dan paket musik yang sangat pas bahkan sesuai dengan karakter Jameson.
"Bahkan beberapa itu militan banget alias manggung terus. Punya basis penggemar yang cukup besar. Rilis lagu terus, punya merchandise, misalnya satu itu dari Tangerang, Dirty Ass," katanya.
Sementara Jimi Multazam selaku kurator lainnya, mengapresiasi ketiga band yang diakui memiliki karakter musik keras namun unik.
Baca juga:
Planetbumi Datang Lagi dengan Semangat Indie

"Kalau Dirty Ass itu gue udah lama tahu. Band ini emang kencang banget di Tangerang sana, tapi di sini enggak ada yang tahu, kan. Sekarang gue lihat Dirty Ass ternyata udah banyak berkembang, ya. Kalau The Jansen dia banyak bikin EP, anak zaman sekarang yang suka ala tahun 70an," ungkap Jimi.
Ketiga band terpilih itu berkesempatan untuk membuat video klip lagu masing-masing yang berkolaborasi dengan sutradara Anggun Priambodo, Yustinus Kristianto, dan Aditya Muhara. Musik video itu merupakan misi Jameson untuk membangkitkan rasa apresiasi terhadap musik seperti zaman dahulu.
"Kalau dulu kan kita bisa suka band itu ketika melihat video musiknya. Kita lihat band itu keren banget dan rasa apresiasi terhadap musik jadi begitu besar. Sementara sekarang kita sudah tidak melihat hal-hal itu lagi," ungkap David.
Sementara itu Brand Manager of Pernord Richard Indonesia, Hendrik Simon, mengatakan James Connects ingin memberikan apresiasi untuk musik lokal Indonesia. Terlebih pada indie scene sehingga seluruh musisi dan band bisa submit musiknya. (waf)
Baca Juga:
Anthem Indie Lokal Era 2000 Remix Pablo Cikaso Diresmikan Demajors