28 Persen Anak di Indonesia Tertular HIV/AIDS, Jangan Kucilkan Mereka!

Thomas KukuhThomas Kukuh - Selasa, 16 Januari 2018
28 Persen Anak di Indonesia Tertular HIV/AIDS, Jangan Kucilkan Mereka!
Ilustrasi. (ANTARA FOTO)

Merahputih.com - Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengungkapkan bahwasanya saat ini dari 89 juta anak di Indonesia, sekitar 18-28 persennya telah tertular HIV/AIDS. Angka tersebut, kata Arist, berdasarkan data yang dimiliki Komnas Perlindungan Anak tahun 2016-2017.

"Anak-anak ini menjadi korban, dari kelakuan orang dewasa. Bahkan penyebarannya bukan saja hanya terjadi di kota, melainkan juga sampai di desa," ungkapnya kepada wartawan, disela-sela Seminar Nasional Patologi Sosial di Aula UISU, Selasa (16/1).

Untuk itu, ujar Arist, Komnas Perlindungan Anak akan terus mensosialisasikan agar masyatakat jangan pernah merasa takut dan mengucilkan mereka yang menderita HIV/AIDS. Karenanya dia juga berharap, agar penyuluhan mengenai penyakit ini dapat sungguh-sungguh diperoleh masyarakat, supaya korbannya tidak sampai dijauhi (dikucilkan). "Jadi, anak-anak yang terkena HIV/AIDS jangan disisihkan," jelasnya.

Sebelumnya dalam seminar tersebut, Arist mengatakan saat ini patologi sosial sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat sehingga mengakibatkan banyak masyarakat Indonesia yang bersikap permisif (terbuka). Misalnya, sikap yang tidak lazim kini berkembang di masyarakat, yang mengakibatkan perilaku abnormal menjadi lazim terlihat.

Akibatnya, sambung Arist, banyak menimbulkan perilaku kejahatan, seperti pemerkosaan maupun kejahatan seksual lainnya. Tak terkecuali, korbannya adalah anak-anak yang seharusnya mendapatkan perlindungan dari orang dewasa.

Malah, tambah Arist, seks kini sudah menjadi hal biasa di masyarakat. Meski seks tersebut justru dibarengi dengan perilaku kekerasan ataupun tindakan sodomi yang tentu menjadi ancaman luar biasa.

"Nilai keagaman kita sudah hancur, begitu juga nilai-nilai keteladanan yang sudah tergerus. Masa depan anak-anak sudah di hancurkan oleh sikap-sikap yang tak lazim. Sehingga mata rantai ini harus diputus, yakni dimulai dari orang terdekat di rumah," pungkasnya.

Sementara itu, untuk menghilangkan stigmatisasi terhadap Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) Dr dr Umar Zein, DTM&H, SpPD mengeluarkan buku antologi berjudul 'Tat Kala Mereka Melawan Tuhan'. Buku cerpen ini berisi tentang kisah para ODHA yang selama ini bersentuhan langsung dengannya.

Ketua Jurusan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) dan juga Pengamat Kesehatan Sumut ini mengatakan buku yang dibuatnya juga berkaitan dengan patologi sosial, dan berkaitan dengan perlindungan anak.

"Kenapa Tuhan dilawan? di dalam isi buku itu merupakan cerita dari segelintir para pengidap penyakit HIV/AIDS. Ada yang ayah dan ibunya meninggal karena AIDS, sehingga si anak yang sebatang kara lalu dibawa ke kampung. Namun rumahnya dibakar karena ia juga positif tertular AIDS dari orang tuanya," paparnya.

Lain lagi lanjut Umar Zein dengan kisah Generasi Terputus dalam cerpen ini, yang menceritakan mengenai seorang istri yang tertular HIV dari suaminya. Suami meninggal, istrinya hamil melahirkan lalu meninggal dan anaknya yang tertular juga meninggal.

Umar zein mengaku, buku yang ia tulis tersebut kasusnya memang sudah lama terjadi, yakni sejak ditemukannya kasus HIV/AIDS di Sumut, sekitar tahun 2004. Diharapkan dengan buku ini, ia dapat mengimbau masyarakat agar sikap diskriminasi dan stigmatisasi terhadap penderita HIV/AIDS supaya segera dihilangkan.

"Sikap para keluarga, tetangga dan masyarakat terhadap pasien HIV/AIDS ternyata sangat merugikan dalam hal proses penyembuhan. Jadi semua pengalaman pribadi itu, saya tuangkan ke buku tersebut,” pungkasnya. (sal)

#HIV/AIDS #Arist Merdeka Sirait
Bagikan
Ditulis Oleh

Thomas Kukuh

Bagikan