Headline

25 Hari Menanti, Gunung Agung Tak Kunjung Meletus

Eddy FloEddy Flo - Senin, 16 Oktober 2017
25 Hari Menanti, Gunung Agung Tak Kunjung Meletus
Warga memotret Gunung Agung saat kembali ke rumahnya di Desa Kubu, Karangasem (ANTARA FOTO/Wira Suryantala)

MerahPutih.Com - Sampai hari ini, sudah 25 hari Gunung Agung ditetapkan statusnya ke level awas. Terhitung sejak tanggal 22 September 2017 PVMBG menyatakan warga yang berada di radius 12 kilometer diminta mengungsi, guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya erupsi. Namun tanda-tanda letusan belum juga muncul dari puncak Gunung Agung. Hanya saja aktivitas vulkaniknya masih tinggi.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, saat ini gempa didominasi aktivitas gempa vulkanik dengan magnitudo gempa banyak di bawah dua Skala Richter. Gempa vulkanik jumlahnya belum menurun. Potensi untuk meletus tetap tinggi tetapi tidak dapat dipastikan secara pasti kapan akan meletus ataukah tidak jadi meletus.

Daerah yang harus dikosongkan tetap sama yaitu di radius sembilan kilometer dari puncak kawah dan 12 kilometer di sektor utara-timur laut dan sektor tenggara-selatan-barat daya. Ribuan warga masih mengungsi.

Untuk memberikan kemudahan akses dalam penanganan darurat maka Gubernur Bali Mangku Pastika kembali memperpanjang masa keadaan darurat penanganan pengungsi 14 hari yang berlaku 13-26 Oktober 2017.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho sebagaimana dilansir Antara, mengatakan perpanjangan masa darurat adalah hal yang biasa.Status keadaan darurat pasti akan diperpanjang selama Gunung Agung masih status awas. Selesainya masa keadaan darurat tergantung pada ancaman bencana.

"Sebagai perbandingan, di Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara,status tanggap darurat bencana sudah berlaku lebih dari dua tahun sejak Gunung Sinabung statusnya Awas pada 2 Juni 2015. Setiap dua minggu Bupati Karo memperpanjang surat pernyataan tanggap darurat," kata dia.

Pengungsi di Gunung Agung sendiri masih memerlukan bantuan. Tercatat pengungsi 139.199 jiwa di 389 titik pengungsian yang tersebar di sembilan kabupaten dan kota di Bali. Sebagian pengungsi kembali ke rumahnya meski sudah dilarang karena berbahaya. Alasan mereka kembali ke rumahnya karena merasa jenuh, ingin bekerja lagi dan merawat ternak dan lahan pertaniannya.

"Yang namanya gunung api pasti akan meletus dalam periode tertentu. Tapi pascaletusan memberikan berkah yang luar biasa. Lahan menjadi subur, produktivitas pertanian meningkat, melimpahnya pasir dan batu yang dapat ditambang dan lainnya. Masyarakat harus mengakrabi gunung. Hidup harmoni dengan gunung api. Saat meletus masyarakat dapat mengungsi sementara," papar Sutopo Purwo Nugroho.(*)

#Gunung Agung #Pengungsi #BNPB #Sutopo Purwo Nugroho
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian
Bagikan