MerahPutih.com - Fakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melansir sedikitnya 20 orang tewas di dalam dan sekitar bandara Kabul dalam seminggu terakhir selama upaya evakuasi, setelah Taliban mengambil alih kendali ibu kota Afghanistan.
"Krisis di luar bandara Kabul adalah keadaan yang disesalkan. Fokus kami adalah mengevakuasi semua warga negara asing sesegera mungkin," kata seorang pejabat NATO, Minggu (22/8).
Baca Juga:
Facebook Jaga Keamanan Akun Pengguna Asal Afghanistan
Massa di bandara terus bertambah setiap hari sejak pekan lalu, untuk segera keluar dari Afghanistan.
Keadaan itu menghambat operasi yang sedang dijalankan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya untuk mengevakuasi ribuan diplomat dan warga sipil mereka, juga warga Afghanistan dalam jumlah besar.
"Pasukan kami sedang mempertahankan jarak yang ketat dari daerah-daerah di luar bandara Kabul untuk mencegah bentrokan dengan Taliban," kata pejabat NATO.
Sementara itu, kerumunan di dekat bandara Kabul, tempat orang-orang berkumpul sedikitnya menelan tujuh korban jiwa.
Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, semenjak kelompok Taliban memasuki Ibu Kota Kabul pekan lalu, ribuan orang berusaha masuk ke penerbangan luar negeri.

Mereka takut bahwa penafsiran keras hukum Islam yang diberlakukan selama pemerintahan Taliban sebelumnya, yang berakhir 20 tahun lalu, akan terulang.
"Pikiran kami tertuju pada keluarga dari tujuh warga sipil yang meninggal dalam kerumunan di Kabul," tulis Kementerian Pertahanan Inggris Raya dalam pernyataan dikutip Antara.
Pengambilalihan wilayah Afghanistan secara kilat oleh Taliban telah memicu kekhawatiran soal aksi pembalasan, juga bahwa penafsiran hukum Islam yang keras kemungkinan akan diberlakukan lagi. Walaupun petinggi Taliban berjanji akan menerapkan pemerintahan inklusif. (*)
Baca Juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Wanita Afghanistan Kakinya Dirantai oleh Suami Mereka