Merawat Ingat

1998, Harga BBM Naik, Mahasiswa Bereaksi

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 04 Mei 2022
1998, Harga BBM Naik, Mahasiswa Bereaksi
Pada 4 Mei 1998, mahasiswa bereaksi atas penaikan harga BBM. (foto: MP/Rizki Fitrianto)

PENAIKAN harga BBM pada 4 Mei 1998 menimbulkan gelombang penolakan di berbagai daerah. Mahasiswa menjadi motor di balik aksi demonstrasi yang kemudian mencetuskan era baru Indonesia. Era Reformasi.

Pada 1998, sebagian wilayah Asia dilanda krisis keuangan. Indonesia ikut tergerus krisis. Sebagai usaha menyintas, Indonesia masuk dalam program yang dicanangkan IMF. Salah satu syarat dari Dana Moneter Internasional ialah pemangkasan subsidi energi. Presiden Soeharto, kala itu, memutuskan menaikkan harga premium sebesar 71,43 persen. Harga premium yang bertahun-tahun tak berubah sebesar Rp 700 lantas naik jadi Rp 1.200 per liter.Di hari yang sama, Soeharto, melalui Menteri Pertambangan Kuntoro Mangunsubroto, mengumumkan juga penaikan tarif dasar listrik dan kendaraan umum.

BACA JUGA:

Ketika Jurnalis Meutya Hafid dan kameramen Budiyanto Lolos dari Ramadi

Pengumuman penaikan harga itu dikemas dalam bentuk Keputusan Presiden Nomor 69 dan Nomor 70 Tahun 1998. Keputusan penaikan harga BBM yang diumumkan pada siang hari itu merupakan pertama kalinya yang dibuat pemerintah Orde Baru tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kebijakan itu itu semakin memicu reaksi dari mahasiswa dan para anggota legislatif. Bentrokan pun menjadi tak terelakkan.

demo mahasiswa
Mahasiswa menolak penaikan harga BBM.(Foto: Antara Foto/Yusran Uccang)

Aksi menolak penaikan harga BBM awalnya dilakukan mahasiswa IKIP Medan dan Universitas Medan Area, Senin, 4 Mei 1998. Laporan Majalah Panji Masyarakat saat itu menyebutkan mahasiswa melakukan aksi di dalam kampus yang diblokade ekstra ketat oleh aparat. Aksi berlangsung hingga pukul 20.30 WIB.

Begitu aparat menarik pasukan, mahasiswa meluapkan rasa kesal karena 'dikurung' seharian di kampus mereka. Tanpa diketahui siapa yang memicu, tiba-tiba terjadi pelemparan ke arah toko-toko di sekitar kampus.

Aksi kian beringas karena masyarakat ikut turun membakar ban dan melempari aparat keamanan. Kantor Satlantas Percut Sei Tuan di Jalan Pancing jadi korban amukan massa. Mobil-mobil dinas dan pibadi milik warga keturunan Tionghoa dibakar dan dihancurkan.

demontrasi
Demo penolakan penaikan harga BBM pada 1998 berujung pada reformasi. (Foto: Antara Foto/Yusuf Nughroho)

Sementara itu, di Ibu Kota, mahasiswa telah memulai aksi tepat pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 1998. Sekitar 2.000mahasiswa dari 19 kampus di Jakarta berkumpul di Jalan Pemuda Jakarta, tepatnya di Kampus IKIP Rawamangun. Saat polisi membolehkan mereka keluar kampus, mahasiswa menggelar protes di jalanan. Meski penaikan harga BBM belum diumumkan, mahasiswa telah mencium rencana pemerintah tersebut.

Demonstrasi mahasiswa di Kota Jakarta itu dikawal ketat aparat keamanan. Pasukan antihuru-hara memblokade jalan agar mahasiswa tidak bisa berjalan ke arah Jalan Pramuka.

Tak berhenti di akhir hari itu, aksi mahasiswa berlanjut dengan tuntutan Soeharto turun dan reformasi digulirkan. Tuntutan itu terpenuhi pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto lengser.(dwi)

#Merawat Ingat
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.
Bagikan