17 Rumah Hanyut akibat Banjir Bandang di Flores Timur

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 05 April 2021
17 Rumah Hanyut akibat Banjir Bandang di Flores Timur
Banjir bandang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT. ANTARA/HO-Alfons Rianghepat)

MerahPutih.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ada dua bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada cuaca ekstrem di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada sepekan ini. Salah satunya potensi curah hujan lebat dan angin kencang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, akibat banjir bandang di Kabupaten Flores Timur, 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya ke Balai Desa Nelelamadike.

"Warga hilang masih tercatat sejumlah 24 orang dan meninggal dunia 44. Sedangkan warga luka-luka, mereka telah mendapatkan perawatan medis," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati di Jakarta, Senin (5/4).

Baca Juga:

Update Banjir Bandang di Flores Timur: 67 Orang Meninggal Dunia

Kemudian, kata Raditya, sebanyak sembilan desa yang tersebar di empat kecamatan terdampak peristiwa ini. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).

"Sedangkan kerugian materil masih tercatat rumah hanyut 17 unit, terendam lumpur 60, dan jembatan putus 5," urai Raditya.

Peristiwa bencana banjir bandang yang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, pada Minggu (4/4). Foto: ANTARA/HO-Alfons Rianghepat
Peristiwa bencana banjir bandang yang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, pada Minggu (4/4). Foto: ANTARA/HO-Alfons Rianghepat


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus melakukan pendataan dan verifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.

Raditya menyampaikan, ada beberapa kendala yang dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat tersebut. BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal.

"Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat," pungkasnya.

Baca Juga:

BNPB: 23 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Flores Timur

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi akibat dampak siklon tropis Seroja yang berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan NTT. Gelombang tersebut berketinggian ekstrem lebih dari enam meter.

"Siklon tropis Seroja di perairan Kupang menyebabkan tinggi gelombang laut lebih dari enam meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan NTT," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Senin (5/4). (Asp)

Baca Juga:

Tanah Longsor di Flores Timur, Ratusan Korban Belum Ditemukan

#Flores #Bencana Alam #Banjir Bandang
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Bagikan