MerahPutih.com - Sebanyak 15.202 meter persegi lahan milik warga Solo, Jawa Tengah, terancam tergusur program mega proyek rel layang buatan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
"Penataan simpang tujuh Palang Joglo dengan pembangunan elevated rail harus segera dieksekusi," ujar Gibran pada MerahPutih.com di Balai Kota Solo, Rabu (3/3).
Baca Juga
Gibran mengatakan keberadaan perlintasan sebidang di simpang tujuh Palang Joglo menjadi titik kemacetan parah di Solo. Apalagi dengan adanya Kereta Bandara Internasional Adi Soemarmo (KA BIAS), palang pintu kereta jadi sering ditutup dan menimbulkan penumpukan kendaraan.
"Palang pintu kereta (simpang tujuh Palang Joglo) jadi sering ditutup dan menimbulkan kemacetan parah. Saya komitmen mengatasi kemacetan tersebut," kata dia.
Gibran mengaku telah meminta tolong pada Menhub Budi Karya Sumadi agar mendanai pembangunan elevated rail dengan anggaran APBN. Hal tersebut mendapatkan persetujuan dari Menhub.
"Kita kejar dulu Simpang Joglo untuk dibangun elevated rail. Proyek ini masuk program prioritas dalam 100 hari kerja," ucap dia.

Proyek elevated rail, kata dia, memakan lahan milik warga seluas 15.202 meter persegi. Pemkot akan membebaskan lahan tersebut dengan memberikan ganti rugi. Setelah Proyek elevated rail, baru pengerjaan rel ganda pada 2023.
"Pembebasan 15.202 meter persegi lahan milik warga terdampak proyek harus lekas ditangani," tutup dia.
Kepala Dinas PUPR Kota Solo, Endah Sitaresmi Suryandari mengatakan, terkait besaran dana pembangunan elevated rail masih dilakukan perhitungan Kemenhub. Ia juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR.
"Solusi menangani macet di simpang tujuh Palang Joglo dengan membangun elevated rail. Kalau underpass sulit terealisasi karena banyaknya persimpangan jalan," tandasnya (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga
Marak Prostitusi Online via Michat dan Twitter, Gibran: Akan Kami Trace