12.533 Anak Usia di Bawah 14 Tahun Terinfeksi HIV

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 29 November 2022
12.533 Anak Usia di Bawah 14 Tahun Terinfeksi HIV
Ilustrasi HIV/AIDS. Foto: Towfiqu barbhuiya

MerahPutih.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, 12.533 anak di bawah usia 14 tahun diketahui positif terinfeksi HIV.

Kasus HIV pada anak terbanyak dialami oleh anak di bawah usia 4 tahun, dengan jumlah 4.764 kasus.

Baca Juga

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Picu HIV-AIDS

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi mengatakan, data tersebut berdasarkan data dalam kurun waktu 2010 sampai September 2022.

"Jika dilihat berdasarkan jumlahnya, secara dominan kasus HIV yang ditemukan lebih banyak pada anak di bawah usia 4 tahun. Dan yang diketahui status HIV-nya di Indonesia ini sebanyak 12.553 anak dengan usia 14 tahun ke bawah," ujarnya di Jakarta, Selasa (29/11).

Lanjut Imran, dari total 12.553 anak yang terinfeksi HIV, baru sekitar 7.800-an anak yang mendapatkan pengobatan.

Imran menyampaikan bahwa anak laki-laki lebih mendominasi dibandingkan dengan anak perempuan.

Dalam kurun waktu 2010-2020, penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia sudah mengalami kemajuan, karena terjadi penurunan kasus infeksi baru, sebagai dampak akselerasi pengendalian yang berfokus pada pencegahan dan ekspansi berskala besar ART.

Namun, situasi HIV harus selalu diwaspadai, karena penurunan infeksi baru masih belum mencapai target yang diharapkan oleh pemerintah. Apalagi, hadirnya COVID-19 telah menghambat program pemerintah untuk mewujudkan eliminasi HIV/AIDS tahun 2030.

Baca Juga

Kasus Pertama di Dunia, Terinfeksi Bersamaan COVID-19, Cacar Monyet, dan HIV

Selain COVID-19 dan tingginya penderita HIV di kalangan anak, tantangan lain yang harus dihadapi pemerintah adalah berdasarkan pengamatan tahun 2018-2022, sebagian besar kasus HIV berada di kelompok umur 25-49 tahun atau pada usia produktif dan aktif melakukan hubungan seksual.

Imran menekankan pendidikan serta peningkatan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua menjadi kunci utama untuk mencegah anak terkena virus HIV. Sebab, biasanya HIV menulari anak-anak melalui orang tuanya.

Oleh karenanya, ia meminta supaya seluruh orang tua mulai meningkatkan edukasi terkait kesehatan reproduksi dan menjauhi perilaku-perilaku yang berdampak buruk pada anak bangsa.

Selain itu, perlu adanya penguatan koordinasi bersama pemangku kepentingan dan pihak terkait, terutama pada bidan dan rekan kerja di Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) supaya masyarakat dapat memahami bahaya dari HIV/AIDS pada anak-anak.

“Setiap tahun masih saja ditemukan anak dengan HIV. Ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan dan pengendalian HIV masih memerlukan penguatan-penguatan," pungkasnya. (*)

Baca Juga

Wagub Jabar Usulkan Suami Poligami Untuk Cegah HIV/AIDS

#HIV/AIDS
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan