MerahPutih.com - Sudan dilanda perang antara militer dan RSF sejak April dalam sebuah konflik yang telah menewaskan lebih dari 3.000 warga sipil dan melukai ratusan ribu orang lainnya, menurut sumber medis setempat.
Pada Jumat (31/8) RSF mengklaim telah membunuh ratusan tentara militer Sudan dalam serangan di markas besar Pasukan Satuan Khusus militer di Omdurman di sebelah barat Khartoum.
Baca Juga:
Penembakan Membabi Buta di Sebuah Pasar Sudan, 34 Warga Sipil Tewas
Pihak militer tidak mengomentari klaim RSF, namun mengungkapkan bahwa pasukannya terus menembaki artileri sasaran RSF di seluruh Khartoum.
Berbagai kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Arab Saudi dan Amerika Serikat gagal menghentikan kekerasan di negara tersebut.
Jutaan warga sipil mengungsi akibat bentrokan antara militer Sudan dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
"Sampai 29 Agustus sekitar 4,8 juta orang mengungsi di dalam dan di luar Sudan akibat konflik yang meletus pada 15 April," kata Kantor Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) lewat pernyataan.
PBB melansir, lebih dari 3,8 juta orang mengungsi di dalam negeri dan satu juta orang lainnya menyeberangi perbatasan untuk tiba di negara-negara tetangga.
"Orang-orang mengungsi di 18 negara," tulis pernyataan tersebut. Disebutkan pula bahwa hampir 72,3 persen pengungsi dalam negeri berasal dari Ibu Kota Khartoum.
Baca Juga:
Bentrok Bersenjata Milisi dan Militer Sudan Kembali Pecah